Indonesia harus bertindak, hentikan agresi Pak Presiden (Jokowi),
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan komunitas internasional mendesak Israel untuk menghentikan agresi militernya terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
"Serangan udara Israel ke Jalur Gaza 11 Mei 2021 telah menewaskan 26 orang, dan sehari sebelumnya tentara Israel juga menembaki warga Palestina yang sedang menjalankan Shalat Tarawih di Masjid Al Aqsa. Indonesia harus bertindak, hentikan agresi Pak Presiden (Jokowi)," kata Fahri dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu.
Fahri menjelaskan, UUD NRI 1945 mengamanahkan sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Saat ini, menurut dia, ketika kebiadaban dan agresi menciptakan memar di "wajah" kemanusiaan Palestina, maka Indonesia menjadi tersadar dan Indonesia tidak boleh diam namun juga memerlukan lebih dari sekadar kata-kata dan sikap.
"Salah satu tujuan mendirikan Republik Indonesia adalah Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, sesuai dengan amanah dalam pembukaan UUD1945, mengharuskan Indonesia melaksanakan ketertiban dunia agar agresi Israel bisa dihentikan.
Fahri menilai, saat ini adalah momentum bagi Indonesia untuk memulai menjadi pemimpin global dengan memulai memainkan perannya dalam percaturan politik dunia, di antaranya menghentikan agresi Israel dan memerdekakan Palestina.
"Inilah waktu berbuat lebih untuk mengubah wajah dunia, dan seharusnya Indonesia tampil sebagaimana yang dikehendaki para pendiri bangsa. Dunia tidak bisa menunggu Indonesia lebih lama lagi," katanya pula.
Baca juga: Menlu: Sudah terlalu lama hak-hak Palestina digerogoti Israel
Baca juga: MUI: Dunia harus kutuk dan hentikan tindakan tentara Israel
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021