Pemerintah Australia akan mencari minat dari pasar untuk mengembangkan fasilitas untuk memproduksi vaksin menggunakan messenger ribonucleic acid (mRNA), sebuah teknologi molekuler tertentu, kata Hunt kepada wartawan di Canberra.
Dia mengatakan pemerintah "sudah aktif berdiskusi dengan Moderna sebagai calon yang mungkin".
Moderna pada Rabu (12/5) mengatakan akan memasok 10 juta dosis vaksin untuk Australia. Vaksin tersebut dirancang untuk melindungi orang-orang dari jenis asli virus corona tahun ini, dan 15 juta dosis suntikan penguat varian yang diperbarui pada 2022.
Moderna, bersama dengan saingannya Pfizer Inc, menggunakan teknologi mRNA dalam vaksin COVID-19. Australia saat ini menyebarkan suntikan vaksin Pfizer dan AstraZeneca dalam upaya imunisasi, yang telah meleset dari target dosis awalnya.
Pihak berwenang telah membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca, yang diproduksi secara lokal dan merupakan andalan penggerak inokulasi negara itu, pada orang-orang di bawah 50 tahun karena kasus penggumpalan darah yang jarang terjadi.
Baca juga: Australia rencanakan percepatan vaksinasi bagi warga di atas 50 tahun
Beberapa negara mencoba untuk mendapatkan lebih banyak vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna karena sejauh ini tidak ada efek samping utama yang teridentifikasi di antara penerima vaksin.
"Manufaktur di dalam negeri akan memastikan pasokan jangka panjang yang aman dari vaksin berbasis mRNA Moderna melawan COVID-19, termasuk varian, dan potensi pandemi di masa depan," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison dalam sebuah pernyataan.
Australia bernasib jauh lebih baik daripada banyak negara maju lainnya dalam menjaga angka infeksi COVID-19 relatif rendah, dengan lebih dari 29.900 kasus dan 910 kematian.
Tetapi program inokulasinya telah menghadapi beberapa hambatan, dengan lebih dari 2,81 juta suntikan vaksin total telah diberikan hingga Selasa (11/5), jauh dari 4 juta dosis yang dijanjikan pada akhir Maret.
Sumber: Reuters
Baca juga: Australia mulai vaksinasi atlet Olimpiade
Baca juga: Seorang perempuan meninggal, Australia akan kaji vaksinasi COVID-19
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021