• Beranda
  • Berita
  • Thailand laporkan rekor kasus harian COVID-19 setelah klaster penjara

Thailand laporkan rekor kasus harian COVID-19 setelah klaster penjara

13 Mei 2021 17:43 WIB
Thailand laporkan rekor kasus harian COVID-19 setelah klaster penjara
Seorang pemilik warung kaki lima menunggu pelanggan di warung miliknya, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Bangkok, Thailand, Selasa (27/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Soe Zeya Tun/rwa/cfo.

...pihak berwenang harus mengurangi populasi tahanan

Thailand mengumumkan rekor harian kasus virus corona baru pada Kamis setelah penemuan klaster di dua penjara yang melibatkan hampir 3.000 narapidana.

Di antara narapidana yang terinfeksi adalah pemimpin protes anti-pemerintah yang ditahan saat menunggu persidangan karena menghina raja.

Pihak berwenang melaporkan 32 kematian akibat COVID-19 dan 4.887 infeksi, jumlah harian tertinggi baru setelah 2.835 tahanan ditambahkan ke penghitungan setelah pengujian massal dilakukan pada ribuan narapidana di dua penjara Bangkok.

Seorang pejabat departemen penjara mengatakan mereka yang terinfeksi termasuk Panupong "Mike Rayong" Jadnok, 24, yang telah ditahan sejak 8 Maret dengan tuduhan antara lain menghasut dan menghina Raja Maha Vajiralongkorn.

Dia adalah anggota keempat dari gerakan yang dipimpin pemuda yang didakwa dengan Undang-Undang lese majeste yang dinyatakan positif di penjara, atau dalam beberapa hari setelah bebas.

Thailand melaporkan wabah terbesar sejauh ini, dengan jumlah total kasus meningkat tiga kali lipat menjadi 93.794 dan kematian meningkat lima kali lipat menjadi 518 dalam enam pekan terakhir, setelah setahun berhasil membendung virus.

Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan mengatakan narapidana di Thailand harus lebih dilindungi.

"Selain menyediakan perawatan kesehatan dan pengujian virus, pihak berwenang harus mengurangi populasi tahanan melalui program pembebasan yang diawasi untuk mereka yang ditahan atas tuduhan bermotif politik dan pelanggaran ringan, atau yang menghadapi risiko lebih besar akibat kondisi kesehatan bawahan," katanya.

Pemimpin protes yang terinfeksi lainnya adalah Arnon Nampa dan Chukiat "Justin" Sangwong, dan Panusaya "Rung" Sithijirawattanakul, yang dinyatakan positif beberapa hari setelah pembebasannya dengan jaminan.

Seorang pejabat penjara mengatakan Panusaya mungkin telah terinfeksi di rumah karena narapidana di sekitarnya dites negatif dari virus.

Peningkatan kasus tersebut cukup menantang Thailand pada saat hanya 1,3 juta orang yang telah diinokulasi untuk melawan virus corona.

Pihak berwenang mengatakan semua penduduk berhak mendapatkan vaksinasi gratis ketika imunisasi massal dimulai dari Juni, tetapi pejabat kesehatan Bangkok Parnrudee Manomaipiboon pada Kamis mengatakan warga negara Thailand akan menjadi prioritas, dengan tujuan untuk mulai mendaftar orang asing mulai Agustus.

Sumber: Reuters
Baca juga: Thailand catat rekor harian baru 21 kematian dalam gelombang III COVID
Baca juga: Thailand akan terima 3,5 juta dosis vaksin Sinovac pada Mei
Baca juga: Thailand sebut warga asing akan dapatkan vaksin COVID-19

Pewarta: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021