• Beranda
  • Berita
  • Perubahan Iklim Tingkatkan Peluang Manusia Terjangkit DBD

Perubahan Iklim Tingkatkan Peluang Manusia Terjangkit DBD

9 Agustus 2010 23:22 WIB
Perubahan Iklim Tingkatkan Peluang Manusia Terjangkit DBD
Pasien demam berdarah (DBD)/ilustrasi. (ANTARA/Ahmad Subaidi)
Surabaya (ANTARA News) - Perubahan iklim diyakini sejumlah pengamat kesehatan nasional bisa meningkatkan peluang manusia terjangkit demam berdarah dengue yang ditularkan dari bencana banjir.

"Perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia berdampak buruk terhadap kesehatan," kata Guru Besar Universitas Indonesia, Prof dr Umar Fahmi Achmadi MPh, Ph. D, ditemui ANTARA, di Pusat Perdagangan Dunia Surabaya, Senin.

Umar yang hadir sebagai pembicara pada Seminar Aku Anak Sehat bertema "Perubahan Iklim Tingkatkan Risiko Penyakit" yang diadakan Tupperware, menyatakan sesuai data "Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC" pada 1996 telah memperkirakan perubahan iklim mengakibatkan peningkatan kasus penyakit tersebut.

"Saat itu, mereka memprediksi peningkatannya hingga 70 kali lipat pada tahun 2070," ujarnya.

Selain itu, pria mantan Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan menjelaskan, perubahan iklim berkontribusi besar terhadap munculnya berbagai penyakit infeksi baru seperti Avian Influenza, SARS, Leptosirosis, maraknya kasus diare, dan penyakit infeksi perut.

"Bahkan, diare sudah tercatat menjadi pembunuh tertinggi kedua balita di Indonesia sebelum timbulnya kesadaran tentang dampak perubahan iklim kepada kesehatan," katanya.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang terkait perubahan iklim, ia menyarankan, masyarakat meningkatkan pemahaman dan penerapan perilaku sehat untuk membantu mereka beradaptasi terhadap perubahan tersebut.

"Salah satunya dengan menanamkan banyak wawasan dan pengetahuan kepada anak sekolah dasar. Mereka dinilai sangat tepat menyerap pengetahuan tersebut mengingat usianya masih dini," katanya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Tupperware, Yanty Melianty, menyatakan kebutuhan guru sangat berpengaruh untuk menyosialisasikan perilaku sehat kepada anak didiknya.

Apalagi, sebagai pendidik guru memiliki pengaruh kuat menyebarkan pengetahuan tentang perilaku sehat kepada anak didiknya.

"Apabila mereka dibekali ilmu seperti cara berkomunikasi yang efektif dengan anak, standar kesehatan lingkungan, pengetahuan keamanan pangan, dan wadah bekal makanan anak yang aman," katanya.

Ia berharap, dengan tambahan pengetahuan tersebut guru yang mengikuti seminar itu dapat meneruskannya kepada lingkungan sekitar.

"Secara nasional, seminar itu melibatkan 900 guru. Apalagi, kami mengadakan kegiatan itu di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya," katanya.(*)

(ANT-071/R009)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010