Vaksin-vaksin yang sedang disuntikkan di kawasan itu memberi perlindungan lebih terhadap varian COVID-19, kata pakar penyakit menular WHO, Jairo Mendez, melalui webinar Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO).
"Yang masih belum kita ketahui adalah apakah penerima vaksin lengkap yang tidak sakit masih dapat menyebarkan virus ke yang lain. Kami musti banyak belajar," kata Mendez.
Varian terbaru, varian India B1617, terdeteksi pada kasus di delapan negara Amerika, termasuk Kanada dan Amerika Serikat, katanya.
Satu kasus sedang diselidiki, dan varian lainnya ditemukan pada pelancong di Panama dan Argentina yang tiba dari India atau Eropa.
Di Karibia, kasus varian India muncul di Aruba, Dutch St Maarten dan wilayah Prancis, Guadeloupe.
Prevalen B117 di Inggris Raya ditemukan pada kasus yang dilaporkan di 34 negara atau wilayah di Amerika, sementara varian COVID-19 Afrika Selatan B1351 dilaporkan muncul di 17 wilayah.
Varian Manaus Brazil, yang disebut P1, sejauh ini terdeteksi di 21 negara, kata pakar WHO.
"Varian-varian ini memiliki kapasitas penularan yang lebih besar, namun sejauh ini kami belum menemukan konsekuensi koleteral," kata Mendez. "Satu-satunya kekhawatiran adalah mereka menyebar dengan cepat."
Varian-varian itu dikaitkan dengan angka kematian yang meningkat karena tingginya jumlah kasus COVID-19 namun bukan karena virus bermutasi ke versi yang lebih mematikan, katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pengadilan perintahkan sekolah Buenos Aires buka meski COVID melonjak
Baca juga: Panama pisahkan hari belanja lelaki dan perempuan demi cegah COVID
Baca juga: Messi sumbang 50 ribu vaksin COVID-19 untuk sepak bola Amerika Selatan
Layanan darurat, tentara Brazil mengirim oksigen ke Amazonas
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021