"Saya rasakan dua kali getaran gempa itu, yakni pertama pukul 13.00 WIB dan getaran kedua pukul 14.00 WIB, namun tidak terlalu kencang seperti gempa yang terjadi selama ini," ujar seorang warga Kelurahan Pancuran Dewa, Kota Sibolga Ratna Wilis Koto saat dihubungi dari Medan, Jumat.
Ia menyebut gempa itu biasa-biasa saja, sedangkan warga tidak ada yang keluar rumah. Mereka tetap berdiam diri di rumah.
"Kalau gempa yang terjadi selama ini, warga berhamburan keluar rumah, dan takut rumah mereka ambruk," ujarnya.
Wilis mengaku saat terjadi gempa, sedang duduk-duduk dengan anak dan sejumlah cucu.
"Saya sudah biasa merasakan gempa yang terjadi di Kepulauan Nias itu, di Sibolga, dan bahkan gempa yang sangat kuat yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat," kata dia.
Baca juga: Bupati Nias Barat pastikan tidak ada kerusakan akibat gempa
Gempa bumi di Nias Barat, Jumat, pukul 13.33.09 WIB dengan magnitudo 6,7 tidak menimbulkan kerusakan, baik bangunan maupun lainnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nias Barat Filipo Daeli yang dihubungi dari Medan, mengatakan sampai saat ini dari data yang dikumpulkan pihaknya belum menerima laporan adanya kerusakan yang diakibatkan gempa tersebut.
Meski demikian, pihaknya terus berupaya mencari dan menghimpun data yang lebih detail di lapangan, untuk mengetahui kemungkinan adanya kerusakan bangunan maupun fasilitas lain, termasuk korban jiwa.
Berdasarkan rekaman seismogram Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi tersebut berada pada 0,10 LU dan 96,53 BT di laut pada kedalaman 19 kilometer. Apabila ditarik garis lurus maka jarak pusat gempa tersebut berada pada 141 km barat daya Nias Barat, 151 km barat daya Nias Selatan, 172 km barat daya Nias, 455 km barat daya Medan, dan 1.339 km barat laut Jakarta.
Menurut BMKG gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Baca juga: BMKG catat sembilan gempa susulan usai gempa magnitudo 6,7
Baca juga: BPBD: Gempa magnitudo 6,7 Nias Barat tidak menimbukan kerusakan
Baca juga: Gempabumi M 7,2 guncang Nias Barat dan tidak berpotensi tsunami
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021