Objek wisata pantai di Kabupaten Garut, Jawa Barat, ditutup untuk wisatawan karena melebihi kapasitas hingga terjadi kerumunan dan menyebabkan kemacetan arus kendaraan di tempat wisata pada musim libur Idul Fitri 1442 Hijriah.Kemarin (Sabtu) pengunjung sangat banyak dan kami memutuskan untuk melakukan penutupan sementara, malam juga kami melakukan penutupan, Minggu sekarang juga.
"Kemarin (Sabtu) pengunjung sangat banyak dan kami memutuskan untuk melakukan penutupan sementara, malam juga kami melakukan penutupan, Minggu sekarang juga," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut Budi Gan Gan saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Minggu.
Ia menuturkan petugas gabungan melakukan penjagaan di kawasan wisata pantai di Kabupaten Garut untuk mengatur tingkat kunjungan wisatawan agar tidak terjadi kerumunan atau melanggar protokol kesehatan.
Baca juga: Wisatawan terjebak macet di jalur wisata pantai Kabupaten Garut
Destinasi wisata pantai di selatan Garut itu, kata dia, akan mendapatkan perhatian serius dari petugas, jika kunjungan wisatawan banyak dan tidak terkendali maka semua tempat wisata akan ditutup.
"Kami juga akan terus melakukan tutup buka di lokasi destinasi. Semua (objek wisata ditutup) apabila dipandang perlu, sudah 'over capacity'," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Adi Benny Cahyono menyatakan jajarannya sudah diterjunkan untuk melakukan pengamanan dan penertiban di tempat wisata pantai di Garut.
Baca juga: Kawasan wisata Pantai Padang ditutup 14-16 Mei 2021
Lonjakan pengunjung di objek wisata pantai, kata Benny, membuat jajarannya harus menutup tempat wisata karena terjadi kerumunan yang dikhawatirkan terjadi penularan wabah COVID-19.
"Iya tadi malam jam 19.00 ditutup karena khawatir kejadian seperti di India," katanya.
Ia menyampaikan kepolisian dan petugas gabungan lainnya berupaya mencegah kerumunan orang dengan memutarbalikkan semua kendaraan wisatawan yang hendak menuju objek wisata pantai.
"Kendaraan yang mengarah tempat wisata di Garut selatan diputar balik," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021