Tawaran itu muncul ketika Korea Selatan sedang berjuang menghadapi kekurangan pasokan vaksin COVID-19.
Tawaran itu disampaikan beberapa hari sebelum Presiden Moon Jae-in mengunjungi Washington untuk pertemuan tingkat tinggi pertamanya dengan Presiden AS Joe Biden, di tengah seruan agar Moon mendapatkan lebih banyak dan lebih cepat pengiriman vaksin COVID buatan AS.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap, yang mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Pasukan AS- Korea Selatan (USFK) telah menawarkan untuk memberikan 13.000 dosis vaksin J&J.
Namun, pihak kementerian pertahanan Korsel menolak untuk mengonfirmasi tentang jumlah dosis vaksin yang ditawarkan USFK, tetapi mengatakan sedang mendiskusikan dengan USFK dan otoritas kesehatan mengenai cara untuk dapat menggunakan vaksin tersebut.
"USFK telah menyampaikan kesediaannya untuk menyediakan vaksin J&J untuk vaksinasi tentara kami," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara USFK Kolonel Lee Peters menolak untuk mengonfirmasi tawaran tersebut tetapi ia mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan dalam penggunaan vaksin COVID-19 yang diizinkan oleh pemerintah AS.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea merujuk pertanyaan tentang masalah ini ke kementerian kesehatan, yang tidak menanggapi permintaan komentar.
Pada Maret, USFK mengatakan pihaknya mulai memberikan vaksin dosis tunggal J&J kepada pasukan dan anggota afiliasinya, setelah ada otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pada Februari.
Kekurangan pasokan global dan penundaan pengiriman vaksin telah menimbulkan ketidakpastian dalam peluncuran vaksin COVID di Korea Selatan. Hal itu memperdalam skeptisisme publik atas target Korsel untuk mencapai kekebalan kawanan pada November.
Kementerian urusan keamanan makanan dan obat Korea Selatan memberikan persetujuan akhir untuk vaksin COVID buatan J&J pada April, setelah menandatangani kesepakatan mengimpor vaksin itu untuk enam juta orang. Akan tetapi, belum ada tanggal pasti untuk pengiriman vaksin buatan J&J tersebut.
Sumber: Reuters
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021