• Beranda
  • Berita
  • Ormas dan tokoh lintas agama di Indonesia desak PBB beri sanksi Israel

Ormas dan tokoh lintas agama di Indonesia desak PBB beri sanksi Israel

18 Mei 2021 15:12 WIB
Ormas dan tokoh lintas agama di Indonesia desak PBB beri sanksi Israel
Seorang pria Palestina memadamkan api di lokasi serangan Israel di Kota Gaza, Senin (17/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/rwa.
Organisasi kemasyarakatan dan LSM yang tergabung dalam Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dan tokoh lintas agama mendesak Dewan Keamanan PBB memberikan sanksi kepada Israel atas tindakan yang telah melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan, keamanan, dan perdamaian internasional.

Demikian salah satu poin pernyataan sikap terkait dengan konflik antara Israel dan Palestina yang disampaikan IHA bersama tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama melalui konferensi pers secara daring di Sofyan Hotel Cut Meutia, Jakarta, Selasa.

Konferensi pers ini dihadiri oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang tergabung dalam IHA dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama.

Baca juga: Warga Aceh kumpulkan Rp 1,8 miliar beli ambulan untuk Palestina

Pada kesempatan itu, Ketua Muhammadiyah Disaster Budi Setiawan berharap pernyataan sikap ini setidaknya dapat mendorong rekan-rekan dari ormas, lembaga kemanusiaan, dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama turut menyuarakan penghentian konflik karena telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari warga sipil di Palestina.

"Semua pihak yang bertikai harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa masyarakat sipil, khususnya anak-anak, kaum perempuan, dan kelompok rentan lainnya," kata Budi Setiawan dalam rilis yang disampaikan Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) kepada ANTARA di Semarang, Selasa.

Heru Susetyo dari Pusat Advokasi Hak Asasi Manusia mendesak agar konflik tidak menjadikan masyarakat sipil yang tidak bersenjata (noncombatan) dan fasilitas publik, seperti rumah sakit, sekolah, dan rumah ibadah menjadi sasaran. Apalagi, diberitakan beberapa hari sebelumnya juga terjadi penyerangan terhadap gedung tempat beraktivitasnya media-media di Jalur Gaza.

Jika dilihat ke belakang, konflik Israel dan Palestina sebenarnya sudah lama terjadi. Namun, lanjut dia, makin memanas sejak adanya pengusiran warga Palestina yang bermukim di Sheikh Jarrah, kemudian berlanjut dengan serangan terhadap Jalur Gaza pada hari Jumat (7/5).

Baca juga: Bantu korban agresi Israel, MER-C kirim tim dokter bedah ke Jalur Gaza

Dalam rilis IHA, dia menyebutkan jumlah korban yang tewas di Jalur Gaza sampai saat ini mencapai 192 jiwa, termasuk 58 di antaranya adalah anak-anak. Selain itu, 10 orang penduduk Palestina juga tewas pada kekerasan yang terjadi di Tepi Barat.

"Mewakili organisasi kemanusiaan dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas iman, kami mengutuk keras tindakan Israel," kata Heru Susetyo.

Sebagai organisasi kemanusiaan, kata Ketua Komite Indonesian Humanitarian Alliance Muhammad Ali Yusuf, pihaknya akan terus berupaya membantu warga sipil yang terdampak melalui berbagai bantuan kemanusiaan.

"Kami mendorong seluruh otoritas terkait, baik PBB, Israel, Palestina, maupun negara di sekitar Palestina untuk membuka dan menjamin akses serta keamanan para pekerja kemanusiaan, pekerja medis, dan pekerja media dalam menjalankan tugas kemanusiaan," kata Muhammad Ali Yusuf.

Pada kesempatan yang sama, Jonathan Victor Rembeth selaku anggota Komisi PRB PGI dan aktivis kemanusiaan Kristen Protestan menambahkan bahwa IHA dan tokoh penggerak aksi kemanusiaan lintas agama mendorong pemerintah Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB untuk menjalankan upaya-upaya diplomatik sekaligus sebagai juru damai dengan melibatkan partisipasi organisasi multilateral, seperti ASEAN, OKI, dan Gerakan Non-Blok sehingga konflik dapat segera berakhir.

Dalam pernyataan sikap itu, mereka juga meminta kepada otoritas Israel, Palestina, Yordania, dan Mesir untuk membuka dan menjamin akses serta keamanan bagi pegiat dan organisasi kemanusiaan dalam memberikan bantuan kemanusiaan, pekerja medis dalam menjalankan tugas kesehatan, dan pekerja media dalam menjalankan tugas jurnalisme.
Organisasi kemasyarakatan dan LSM yang tergabung dalam Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) dan tokoh lintas agama menyatakan sikap terkait dengan konflik antara Israel dan Palestina dalam konferensi pers secara daring di Sofyan Hotel Cut Meutia, Jakarta, Selasa (18-5-2021). ANTARA/HO-IHA


Baca juga: Mahfuz Sidik: Indonesia jadi kekuatan dorong kemerdekaan Palestina

Baca juga: 1.140 personel polisi amankan aksi bela Palestina

Pewarta: D.Dj. Kliwantoro
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021