"Memang benar satu pekerja migran asal Jember terkonfirmasi positif COVID-19 varian baru dan dirawat di RS Lapangan Indrapura, sehingga yang bersangkutan masih belum diperbolehkan pulang ke Jember," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember Bambang Edy Santoso, saat dihubungi per telepon di Jember, Selasa.
Pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terkait dengan kondisi pekerja migran Indonesia asal Jember yang terpapar varian baru COVID-19.
"Semua pekerja migran yang dijemput Dinas Perhubungan Jember di Asrama Haji Sukolilo sudah menjalani karantina selama dua hari dan tes usap dengan hasil negatif, sehingga mereka dibawa ke Jember untuk dikarantina lagi selama tiga hari," tuturnya.
Semua pekerja migran yang tiba di Jember, lanjut dia, harus menjalani karantina selama tiga hari di dua lokasi yang disediakan Pemkab Jember, yakni Hotel Kebonagung dan Hotel Bandung Permai.
"Petugas Dinkes Jember akan melakukan tes usap kepada seluruh pekerja migran yang menjalani karantina di dua hotel yang disediakan Pemkab Jember. Kalau hasilnya positif, maka akan diisolasi di RSD dr Soebandi Jember," katanya.
Untuk pekerja migran yang hasil tes usapnya negatif, lanjut dia, Disnaker Jember akan meminta camat atau perangkatnya melakukan penjemputan untuk mengantar pekerja migran tersebut ke kampung halamannya.
"Selama di rumah, pekerja migran tersebut harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dengan mendapat pengawasan dari perangkat desa setempat," katanya.
Berdasarkan data Disnaker Jember tercatat jumlah pekerja migran Indonesia yang sudah datang di kabupaten itu sebanyak 473 orang dan tujuh di antaranya tiba di Jember pada Selasa (18/5) malam. Untuk tujuh pekerja migran tersebut akan dikarantina di Hotel Bandung Permai selama tiga hari dan kemudian menjalani tes usap.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021