Menteri Koordninator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong otoritas terkait mendeteksi kemungkinan varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang dibawa ratusan pekerja migran di Kepulauan Riau dan Sumatera.Mereka yang dari luar negeri harus kita antisipasi karena fokus kita ke pencegahan varian baru seperti ada dari Afrika, Inggris, ataupun India
"Inilah pentingnya dilakukan genome sequencing. Mereka yang dari luar negeri harus kita antisipasi karena fokus kita ke pencegahan varian baru seperti ada dari Afrika, Inggris, ataupun India," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Muhadjir mengemukakan pernyataan itu untuk merespons laporan adanya 170 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Malaysia di Kepulauan Riau telah dinyatakan positif COVID-19.
Kondisi serupa dilaporkan terjadi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Telah ditemukan 33 PMI asal Malaysia yang juga terkonfirmasi positif COVID-19.
Baca juga: 66 PMI jalani karantina di Batam
Baca juga: Dua PMI Jatim terkonfirmasi COVID-19 varian baru
Sebelumnya PMI tersebut sudah mengantongi surat keterangan bebas COVID-19 dari Negeri Jiran namun usai dilakukan isolasi dan pemeriksaan ulang di Indonesia, diketahui terkonfirmasi positif.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menginstruksikan jajaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) untuk melakukan Genome sequencing terhadap PMI asal Malaysia.
"Orang-orang yang masuk dari Malaysia yang positif langsung dilakukan genome sequencing saja. Saya sudah instruksikan itu ke Litbangkes bahwa semua yang positif itu supaya terus kita pantau," katanya.
Budi menambahkan masyarakat tetap patuh menjalankan protokol kesehatan terutama memakai masker yang diyakini mampu mengurangi penularan COVID-19 hingga 95 persen.
"Terakhir yang paling penting, semua aparat harus diyakinkan untuk melaksanakan dan melaporkan hasil 3T secara transparan," katanya.
Baca juga: BP2MI usul PMI di Malaysia ditarik pulang ke Tanah Air
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021