"Kami melihat Bengkulu jauh lebih siap daripada daerah lain dan ketika kami melaksanakan rakor dengan Kementerian Agama dan BNPB, Insya Allah akan bisa dijadikan contoh kesiapan tatap muka," kata Yandri saat melakukan kunjungan kerja ke Bengkulu, Rabu.
Yandri mengapresiasi kebijakan pemberlakuan pembelajaran sekolah tatap muka untuk tingkat SMA sederajat di Bengkulu yang dinilai berhasil karena tidak menunjukkan penambahan kasus positif COVID-19.
Baca juga: IDI rekomendasikan sekolah di Bengkulu dibuka Desember
Menurutnya, keberhasilan itu tidak terlepas dari upaya pemerintah Provinsi Bengkulu yang memastikan penerapan protokol kesehatan di semua sekolah dijalankan dengan baik dan disiplin.
"Jadi kami apresiasi Gubernur Bengkulu beserta jajaran bahwa Bengkulu sudah memulai sejak 15 Februari 2021. Dengan segala kesiapan dan kekompakan antara pemerintah dan masyarakat, itu bisa dilaksanakan. Jadi jangan hanya pasar saja yang ramai, sekolah juga harus aktif kembali dan tentunya dengan prokes yang ketat," ucapnya.
Baca juga: Wali Kota Bengkulu belajar penanganan COVID-19 di Makassar
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan saat ini Bengkulu berada pada posisi zona kuning dan hijau berdasarkan peta penyebaran COVID-19 dan menjadi daerah dengan penurunan kasus terbaik se-Indonesia.
Untuk itu ia memastikan aktifitas pembelajaran tatap muka di sebagian besar wilayah Provinsi Bengkulu akan terus dilaksanakan dengan pembagian dan pembatasan jumlah siswa 50 persen.
Baca juga: Empat ribu nakes di Bengkulu tak bisa ikut vaksin COVID-19
"Tadi kita rapat bersama Komisi VIII ini terkait dengan kesiapan sekolah tatap muka baik madrasah, pesantren maupun sekolah umum dan kita menyatakan kalau Bengkulu siap, karena sejak Februari kita sudah memulai dengan kapasitas 50 persen," kata Rohidin.
Pewarta: Carminanda
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021