dua orang yang bertahan, isolasi di rumah
Dinas Kesehatan Kota Malang menyatakan bahwa secara keseluruhan, jumlah warga di di Perumahan Bukit Hijau, dan Permata Hijau, di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, yang terpapar COVID-19 sebanyak 22 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif mengatakan, dari total 22 orang warga perumahan yang terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut, sebanyak 20 orang telah menjalani perawatan di rumah sakit, dan fasilitas penanganan COVID-19 yang ada di wilayah Kota Malang.
"Masih ada dua orang yang bertahan, isolasi di rumah. Mudah-mudahan bisa segera dipindah, akan diberikan edukasi agar bisa dievakuasi ke rumah sakit, atau Safe House Jalan Kawi," kata Husnul, di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.
Baca juga: Puluhan warga perumahan di Kota Malang terpapar COVID-19
Husnul menjelaskan, dari sebanyak 22 orang yang dinyatakan positif terkonfirmasi COVID-19 tersebut, sebanyak lima orang telah menjalani tes usap menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Sementara 17 orang lainnya, lanjut Husnul, dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 setelah menjalani tes usap antigen. Saat ini, sebanyak 15 orang dirawat di Rumah Sakit Lapangan (RSL) Idjen Boulevard Kota Malang, dan Safe House Jalan Kawi.
Sementara untuk lainnya, satu orang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang (RSSA), satu orang di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan tiga orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Universitas Brawijaya (UB).
Husnul mengatakan, dua orang yang menjalani isolasi mandiri tersebut merupakan pasangan suami istri. Mereka mengaku menjalani isolasi mandiri karena, di rumah yang ditinggali oleh keduanya tersebut, tidak ada anggota keluarga lain.
"Tidak ada anggota keluarga yang lain. Sebenarnya bisa, tapi kita masih ada kekhawatiran bagaimana kalau dia berkomunikasi, atau berinteraksi dengan orang lain tanpa sepengetahuan Pak RT atau RW," ujar Husnul.
Baca juga: Pemkot Malang lakukan pelacakan penyebaran COVID-19 area perumahan
Menurut Husnul, pihaknya juga khawatir bahwa dua penghuni rumah yang terpapar COVID-19 tersebut bisa memiliki risiko menularkan virus corona pada saat melakukan pemesanan makanan menggunakan aplikasi daring.
"Paling dikhawatirkan adalah mungkin dia memesan makanan secara online, itu akan bersentuhan lagi dengan orang luar," kata Husnul.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Malang, hingga saat ini belum ada laporan lain terkait adanya klaster tarawih di sejumlah kawasan di Kota Malang. Hingga saat ini, penyebaran COVID-19 akibat kegiatan ibadah, baru dilaporkan muncul di Perumahan Bukit Hijau dan Permata Hijau.
"Tidak ada laporan lain," kata Husnul.
Sebelumnya, puluhan warga di Perumahan Bukit Hijau, dan Permata Hijau Kota Malang, dilaporkan terkonfirmasi positif COVID-19. Pada awalnya, dilaporkan ada dua orang yang merupakan anak salah satu warga yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Sementara orang tua dari kedua anak tersebut, saat itu telah menjalani tes swab, namun belum mendapatkan hasil uji. Orang tua kedua anak tersebut, memiliki keseharian beraktivitas di Masjid Al Waqar yang ada di sekitar perumahan itu.
Usai puluhan warga dilaporkan terkonfirmasi positif COVID-19, Pemerintah Kota Malang melakukan penutupan sementara Masjid Al Waqar selama 14 hari. Selain ditutup, masjid tersebut juga dilakukan sterilisasi.
Hingga saat ini, di Kota Malang, tercatat secara keseluruhan ada sebanyak 6.568 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 5.941 orang dilaporkan telah sembuh, 597 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan.
Baca juga: Dilakukan acak, tes antigen dilakukan di pusat perbelanjaan Malang
Baca juga: Dinkes Kota Malang siapkan ribuan tes antigen untuk antisipasi pemudik
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021