"Harus mengambil peran untuk memperkuat ketahanan sosial sehingga bangsa lain bisa belajar dari Indonesia," ujarnya, di sela Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Surabaya, Rabu.
Baca juga: Ketua MPR tegaskan urgensi keberadaan Pendidikan Pancasila
Menurut dia, salah satu ukuran keberhasilan sesanti bangsa, Bhinneka Tunggal Ika, adalah ketahanan sosial yang kuat di masyarakat.
Ia juga mengatakan, para pendiri bangsa saat mencetuskan Pancasila, sudah melalui proses dialog dan masukan dari hampir semua tokoh bangsa dengan beragam latar belakang.
"Ada dari kalangan akademisi dan kaum terdidik, ada dari kalangan tokoh agama dan ulama, ada dari kalangan kaum pergerakan dan aktivis kemerdekaan, juga ada dari kalangan militer dan negarawan," ucapnya.
Baca juga: Pangdam Jaya resmikan program Jayakarta Benteng Pancasila
Ditambahkan LaNyalla, Pemuda Pancasila selama ini terbukti sebagai ormas yang aktif bersama elemen bangsa lain untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan dan cita-cita luhur pendiri bangsa ini.
Karena itu, kata dia, sudah seharusnya forum-forum Pemuda Pancasila diisi dengan diskusi persoalan-persoalan bangsa yang fundamental.
"Persoalan yang ada di hulu, bukan di hilir. Sebab, pondasi dan arah bangsa ini ada di hulu. Ada di konstitusi kita, yang hingga hari ini telah mengalami empat kali amandemen," kata dia.
Baca juga: Anggota DPD: Pemerintah berwenang bubarkan ormas berlawanan Pancasila
Sebab, lanjut dia, jika semua sibuk berbicara persoalan yang di hilir sementara melupakan persoalan di hulu maka hasilnya hanya kuratif dan karitatif.
"Tidak menyentuh akar persoalan. Malah yang terjadi kita berdebat kusir dan ribut sendiri. Dan itu yang diinginkan bangsa dan negara lain," tutur dia.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021