Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggagas pelayanan posyandu dan puskesmas virtual dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam memantau tumbuh kembang anak di tengah pandemi COVID-19.kita gagas adalah posyandu dan puskesmas virtual
"Selama pandemi, kunjungan posyandu menurun selama 2020. Bahkan sebelum pandemi pun orang-orang yang menengah ke atas dan sibuk bekerja ini tidak begitu aktif datang ke posyandu atau puskesmas," kata Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat penandatanganan naskah kesepahaman BKKBN dan Tanoto Foundation yang ditayangkan secara virtual, Kamis.
Hasto mengatakan situasi itu menghambat kegiatan pemerintah dalam memantau rekam medis tumbuh kembang anak. Namun seiring tingkat pendidikan orang tua yang semakin tinggi, pilihan untuk memeriksa tumbuh kembang anak mereka adalah rumah sakit swasta.
Berangkat dari permasalahan tersebut, BKKBN bersama Tanoto Foundation menggagas pelayanan kesehatan masyarakat berbasis modul yang dapat diaplikasikan secara daring.
"Konsep ini bisa diaplikasikan pada berbagai bentuk layanan, salah satunya yang sedang kita gagas adalah posyandu dan puskesmas virtual," katanya.
Baca juga: BKKBN sebut edukasi dan intervensi gizi penting cegah stunting
Baca juga: 52.000 kader Posyandu di Jabar siap sosialisasikan cegah Covid-19
Gagasan itu diimplementasikan dalam bentuk pemberian berikan modul kepada orang tua sebagai edukasi dalam memantau tumbuh kembang anak. "Bagaimana materi mendidik anak-anak mereka dan kami juga memberikan rahan seperti konsultasi secara digital," katanya.
Konsultasi kepada orang tua bisa diwujudkan melalui berbagai aplikasi BKKBN, di antaranya Klik Dokter. "Kita bisa memberikan konsultasi secara gratis dan online dengan perangkat informasi geospasial yang sudah berjalan baik," ujarnya.
"Hari gini tidak sulit mewujudkan posyandu atau puskesmas virtual, ojek saja bisa sukses layani konsumen secara online. Jika ini berhasil, maka bisa jadi yang perdana di Indonesia," katanya.
BKKBN bersama Tanoto Foundation tengah menggarap kerja sama pembuatan modul yang memungkinkan layanan terhadap program BKKBN dilakukan berbasis digital yang dapat diakses masyarakat secara virtual.
"Kami bisa hitung massa tubuh. Misalnya kalau mau menikah, cukup masukan berat badan, tinggi, lingkar lengan, lingkar pinggang, dan lainnya. Nanti kita beri dia modul dan kasih arahan. Bahkan kita libatkan juga dokter secara virtual," katanya.
Baca juga: BKKBN: Data kesehatan balita penting dalam program Pendataan Keluarga
Baca juga: BKKBN Sulsel siap mendata 2,3 juta Kepala Keluarga
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021