Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia surplus 2,19 miliar dolar AS pada April 2021, yang menjadikan surplus beruntun selama 12 bulan sejak Mei 2020.Performa ini harus kita pertahankan dan membutuhkan dukungan semua pihak. Kembali kuncinya adalah penanganan COVID-19
"Surplus yang terjadi bukannya menipis, tapi lebih menguat dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 12 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis.
Surplus neraca perdagangan Indonesia tersebut didapat dari nilai ekspor April 2021 yang mencapai 18,48 miliar dolar AS dan impor 16,29 miliar dolar AS.
Suhariyanto menyebut surplus yang terjadi pada April sangat menggembirakan dan sejalan dengan indikator lain yang juga menunjukkan kondisi sangat baik.
Baca juga: Surplus neraca perdagangan RI bantu penerimaan negara
Salah satunya yakni Puchasing Manager Index (PMI) manufaktur RI menyentuh 54,6 pada April 2021, yang artinya industri pengolahan dalam negeri berada pada level ekspansif.
"Kembali ini harapan besar, bahwa proses pemulihan tengah terjadi, meskipun kondisinya akan berbeda di setiap daerah dan sektor tertentu," ujar Suhariyanto.
Adapun komoditas non-migas penyumbang surplus terbesar yakni lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan besi baja.
Baca juga: KSP: Surplus neraca dagang momentum keluar dari krisis
Neraca perdagangan Indonesia juga mengalami surplus dengan beberapa negara, di antaranya dengan Amerika Serikat surplus 1,2 miliar dolar AS, dengan Filipina surplus 554 juta dolar AS, dan dengan India 439 juta dolar AS.
Namun neraca perdagangan RI masih mengalami defisit dengan China sebesar 652 juta dolar AS, dengan Australia defisit 418,3 juta dolar AS, dan dengan Thailand defisit 248,1 juta dolar AS.
Dengan demikian neraca perdagangan pada Januari-April 2021 mengalami surplus sebesar 7,72 miliar dolar AS dengan total ekspor 67,38 miliar dolar AS dan impor 59,67 miliar dolar AS.
Baca juga: Berharap neraca perdagangan surplus diikuti kinerja positif industri
Suhariyanto menyebut surplus yang terjadi sangat menggembirakan karena jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni pada Januari-April 2020 surplus yang terjadi sebesar 2,22 miliar dolar AS.
Sedangkan pada periode yang sama 2019, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit 2,28 miliar dolar AS, pada 2018 mengalami defisit 1,41 miliar dolar AS, dan pada 2017 surplus 5,43 miliar dolar AS.
"Dibandingkan sampai pada periode yang sama di tahun 2014, surplus yang terjadi pada Januari-April 2021 sangat bagus sekali, ini jauh lebih tinggi. Performa ini harus kita pertahankan dan membutuhkan dukungan semua pihak. Kembali kuncinya adalah penanganan COVID-19," ujar Suhariyanto.
Baca juga: Pengamat: Jaga kinerja ekspor dengan diversifikasi produk dan tujuan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021