"Di samping izinnya gampang, tanahnya masih murah, UMR (Upah Minimum Regional) pun murah, sangat kompetitif, etos kerja juga baik. Oleh karena itu tugas kami untuk bagaimana mengkampanyekan terus agar calon investor bisa datang ke Jawa Tengah," kata Bahlil dalam konferensi pers daring peresmian peletakan batu pertama pabrik baru Nestle di Batang, Jawa Tengah, Kamis.
Pabrik baru dibangun di Bandaraya, Kabupaten Batang, Jawa Tengah oleh PT Nestle Indonesia yang menginvestasikan dana sebesar 220 juta dolar AS (setara Rp3,1 triliun) untuk mendirikan pabrik sekaligus memperluas kapasitas produksi di tiga pabrik yang ada di Karawang, Jawa Barat; Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur serta Panjang, Lampung.
Bahlil mengapresiasi sistem bisnis yang melibatkan masyarakat setempat sehingga orang-orang di daerah tersebut bisa ikut sejahtera, seperti bekerjasama dengan para peternak yang hasilnya dijadikan bahan baku untuk kemudian diproses di pabrik.
"Dalam sehari perputaran duit yang bisa rakyat terima dari hasil pembelian susu itu Rp4,5 miliar, dalam sebulan akan ada Rp150 miliar per bulan dana berputar di Jawa Tengah, khususnya di kabupaten Batang," ujar dia.
Baca juga: Investor LVMH suntikkan Rp818 miliar ke Social Bella
Bahlil berpesan kepada bupati Batang untuk memastikan para peternak memiliki kemampuan yang baik agar hasil ternaknya berkualitas sehingga bisa dijual dengan harga yang setimpal.
Dalam sambutannya yang dibacakan dalam konferensi pers virtual, Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo meyakini kehadiran pabrik baru ini akan memberi lebih banyak kesempatan kerja dan mendukung pembangunan ekonomi di Jawa Tengah.
Ganjar berharap, pabrik yang rencananya beroperasi pada 2023 ini akan bisa menyerap banyak tenaga kerja di Jawa Tengah sehingga menurunkan angka pengangguran. Ia juga mengajak perusahaan asal Swiss itu untuk bekerjasama dengan mitra lokal, seperti peternak sapi perah dan petani kopi dalam memenuhi pasokan bahan baku produksi. Sehingga, kehadiran pabrik baru ini juga bisa berkontribusi memajukan perekonomian masyarakat di Jawa Tengah, juga meningkatkan daya saing serta mempercepat pemulihan ekonomi di daerah tersebut.
Pabrik yang akan dibangun di atas tanah seluas 20 hektare akan memproduksi susu cair dan minuman siap konsumsi. Sebanyak 200 karyawan akan dipekerjakan di pabrik yang disebut akan menerapkan teknologi mutakhir guna memastikan standar operasional tertinggi yang ramah lingkungan.
“Meskipun terjadi pandemi COVID-19, kami optimistis melihat peluang pertumbuhan yang ada di Indonesia, dan keputusan kami melakukan investasi pabrik baru dan perluasan kapasitas pabrik kami yang ada, merupakan bukti komitmen jangka panjang kami untuk berinvestasi di Indonesia, dengan fokus untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku lokal, dan menghasilkan produk makanan dan minuman berkualitas dan bergizi yang aman dan lezat bagi konsumen kami, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia,” kata Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar.
Pada kesempatan yang sama, PT Nestlé Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batang, yang bertujuan mengembangkan kemitraan dengan calon peternak sapi perah dan kelompok peternak untuk mengembangkan peternakan sapi perah dan bahan baku susu segar untuk pabrik baru tersebut.
Bupati Kabupaten Batang Wihaji menambahkan, kehadiran pabrik baru akan membawa manfaat untuk warga Batang, terutama dalam hal ketenagakerjaan dan khususnya bagi calon peternak sapi perah dan UMKM. Adanya pabrik baru ini juga disebut akan membawa potensi lain yang lahir secara alamiah karena terjadi perputaran ekonomi.
Baca juga: Bahlil ungkap strategi tarik investor ke KEK Palu
Baca juga: Investor Finlandia bakal bangun pabrik bata plastik di NTB
Baca juga: Ingatkan pemda, Bahlil: Beri kemudahan investor berinvestasi di KEK
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021