"Sangat penting bagi masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Ketika kesejahteraan mereka meningkat maka bisa dibilang tentu saja mereka akan melindungi lingkungan mereka," katanya ketika berbicara di diskusi virtual Singapore Dialogue on Sustainable World Resources dipantau dari Jakarta, Selasa.
BRGM memiliki program Desa Peduli Gambut untuk mendorong perubahan paradigma tentang restorasi gambut dan membantu desa-desa untuk meningkatkan status desa.
Kegiatan utama dari program tersebut seperti penempatan fasilitator di desa, pemetaan sosial, ekonomi serta spasial, pemberdayaan ekonomi, dan integrasi restorasi gambut dalam dokumen perencanaan desa.
Baca juga: BRGM siap angkut produk petani gambut ke toko online
Selain itu, masyarakat desa didorong menjadi salah satu aktor penting untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan jika muncul titip api di dekat lokasi mereka.
Selain itu, upaya pencegahan dengan bentuk pembangunan kanal dan sumur bor juga terus dilakukan di daerah yang menjadi target restorasi gambut.
BRGM ditargetkan melakukan restorasi 1,2 juta hektare lahan gambut yang terdegradasi, baik dengan usaha sendiri maupun berkoordinasi dengan pihak lain dan 600 ribu hektare luas gambut yang akan ditargetkan menjalani rehabilitasi di 13 provinsi.
Menurut Ayu, hal itu cukup berdampak dengan kebakaran hutan dan lahan tidak mencapai level 2015 dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk rehabilitasi mangrove, ia menekankan perlunya dilakukan tidak hanya untuk memberikan perlindungan terhadap pesisir tetapi juga dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat desa sekitar.
Ia menyebut bakau yang lestari dapat mendorong desa terlibat dalam ekowisata.
Baca juga: BRGM: Masyarakat penerima manfaat langsung rehabilitasi mangrove
Baca juga: BRGM gandeng pemda dan LSM sinergi rehabilitasi mangrove
Baca juga: Rehabilitasi mangrove secara padat karya percepat pemulihan ekonomi
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021