"Harimau itu belum ada yang menyerang warga tapi dikhawatirkan suatu saat bisa saja warga yang jadi sasaran," kata Kades Renah Kayu Embun Jandida, Selasa.
Dari lima ekor anjing yang dimangsa si raja hutan itu, tiga ekor diantaranya mati dan dua ekor mengalami luka-luka.
Sebelumnya harimau Sumatra (panthera tigris sumatrae) itu juga telah membuat resah warga di Bedeng 12 Kecamatan Batang Merangin.
Penyerangan hewan peliharaan warga itu menjadikan penduduk setempat ketakutan meskipun harimau-harimau itu belum dilihat langsung kecuali sebatas jejaknya.
"Kini warga jadi takut untuk pergi keladangnya hingga aktivitas mencari penghasilan jadi terganggu," ujarnya.
Ia menyatakan, sudah melaporkan keluhan warga tersebut kepada pihak Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan tim Tiger.
Laporan itu ditindaklanjuti dengan meninjau ke lokasi dan ditemukanlah jejak harimau Sumatra itu yakni di Kebun Baru Renah Kayu Embun.
"Di TKP yang ditemukan hanya jejak bekas lintasan, sementara harimau itu sendiri berpindah-pindah dan sulit ditemukan," ujarnya.
Ia berharap petugas bisa mengusir harimau itu kembali jauh kedalam hutan, atau dipindahkan sehingga tidak menganggu warga.
Kasi Pengamanan Wilayah I Balai Besar TNKS, Junaidi, ketika dihubungi membenarkan adanya harimau tersebut.
Menurut dia harimau di Renah Kayu Embun itu berasal dari hutan dan populasinya diperkirakan tinggal tiga ekor.
"Tim kita dari PHS sudah dilokasi untuk mengambil langkah diperlukan agar satwa langka itu bisa pergi jauh kedalam hutan," ujarnya.
Ia membenarkan bahwa harimau Sumatra itu belum sempat menyerang warga, namun hanya sebatas memangsa anjing milik warga saja.
(T.KR-YJ/M027/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010