Direktur PT INKA Roosdiatmoko kepada wartawan mengatakan, kereta ekonomi AC yang diuji jalan (test run) ini sebanyak satu rangkaian, yang terdiri dari 10 kereta penumpang serta tiga kereta makan dan pembangkit listrik.
"Uji jalan dilakukan dari Stasiun Madiun menuju Stasiun Balapan Solo. Uji jalan ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan yang masih ada pada kereta api ekonomi AC yang akan digunakan untuk angkutan Lebaran mendatang," ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, saat uji jalan kali ini, kondisi kereta api ekonomi AC baru ini telah mencapai 99 persen. Setelah dilakukan uji jalan, kereta akan berada kembali di INKA untuk perbaikan yang dimungkinkan ditemukan, untuk proses "finising".
"Setelah proses finishing, baru diserahkan ke Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perkeretaapian pada tanggal 3 September mendatang. Kereta ini siap untuk dijadikan angkutan massal pada arus mudik dan balik Lebaran mendatang," terang Roosdiatmoko.
Ia menjelaskan, pemesanan rangkaian kereta ekonomi AC ini didasarkan dari kontrak Satker Kementerian Perhubungan dengan dana DIPA 2010 sebanyak 13 unit kereta ekonomi AC tipe K3 dengan nilai Rp45 miliar, dan tiga unit kereta makan dan pembangkit listrik tipe KMP3 dengan nilai Rp12 miliar.
Ditambahkan, karena menggunakan AC maka kebutuhan tenaga listrik juga lebih besar dari kereta ekonomi biasanya. Yakni, kebutuhan genset yang digunakan mencapai 250 kVA, sedangkan biasanya hanya 35 kVA.
Selain itu, interior juga berbeda dari kereta ekonomi sebelumnya. Dimana kereta api ekonomi AC ini memiliki tempat duduk dengan konfigurasi 2-2 yang lebih longgar dibandingkan sebelumnya yaitu konfigurasi 2-3.
"Dengan demikian, jumlah tempat duduk tiap kereta mencapai 78 kursi. Lebih sedikit dari kereta ekonomi biasanya yang mencapai 106 kursi," papar Roosdiatmoko menambahkan.
Sementara, Kepala PT KAI Daop VII Madiun Bambang Rudianto, mengemukakan untuk penunjukkan trayek dan besaran tarif belum dapat ditentukan.
"Untuk trayek dan tarif akan ditentukan oleh Dirjen Perkeretaapian. Dalam uji jalan kali ini juga dilihat langsung oleh Dirjen Keselamatan dan Teknik Sarana, Direktorat Jenderal Perkeretaapian," kata Bambang.
(ANT-072/C004/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010