Warga Pulau Rempang Kecamatan Pulau Galang Kota Batam, Kepulauan Riau, mengeluhkan serbuan lalat yang masuk ke rumah dan mengganggu kehidupan masyarakat setempat.Kami pakai jebakan kertas berlem. Itu selalu penuh, bisa ganti-ganti kertas sampai enam kali, penuh terus
"Sampai sekarang lalat menyerbu ke seluruh rumah, jumlahnya bisa ribuan ekor," kata warga Pulau Rempang Kecamatan Galang, Riki dihubungi di Batam melalui sambungan telepon, Rabu.
Ia mengatakan ribuan lalat yang meriung memasuki rumah sudah amat mengganggu.
Baca juga: Wali nagari jelaskan soal ribuan lalat yang ganggu warga Koto Tingga
Warga kesulitan untuk makan karena lalat langsung merubung ke piring. Begitu pula dengan ikan asin yang dijemur warga.
"Untung ada listrik, kalau makan harus hidupkan kipas angin, kalau tidak diserbu. Cepat sekali," kata dia.
Sebenarnya, warga sudah mengeluhkan kehadiran lalat sejak hari terakhir Ramadhan 1442 H. Namun, dalam sepekan terakhir jumlahnya bertambah banyak.
Menurut dia, sejumlah warga sudah mengeluhkan sakit perut, akibat serbuan lalat yang hinggap di makanan. "Tapi enggak tahu jumlahnya," kata dia.
Baca juga: Budidaya maggot di NTB terkendala pasokan sampah
Warga Kecamatan Galang lainnya, Jaka Alamsyah juga mengeluhkan serbuan lalat yang masuk pemukiman warga.
"Banyak sekali. Apalagi ketika hendak masak, mau menggoreng," kata warga Kelurahan Sembulang itu.
Demi menghindari serbuan lalat, warga terpaksa menutup rumah rapat-rapat. Hanya kamar yang dilengkapi tirai magnet yang terbebas dari lalat.
Ia mengatakan warga sudah mencoba banyak cara untuk mengurangi serbuan lalat namun sia-sia.
Baca juga: Asrama Haji Riau disterilkan dari nyamuk, lalat dan kecoa
"Kami pakai jebakan kertas yang dilem. Itu selalu penuh, bisa ganti-ganti kertas sampai enam kali, penuh terus," kata dia.
Warga juga mencoba menyemprotnya dengan cairan. Namun sampai habis berbotol-botol pun tidak mengurangi lalat yang mengerubung.
Menurut dia, lalat itu berasal dari kandang ayam yang berjarak sekitar enam km dari kediamannya di Sembulang.
"Dari dulu begitu, setiap panen ayam, lalat ke rumah warga," kata dia.
Baca juga: Larva lalat dari Indonesia laku diekspor ke Belanda
Setelah menderita karena serbuan lalat beberapa pekan, kata dia, warga memberanikan diri melapor ke RT/RW untuk protes ke pemilik kandang ayam. Mereka menawarkan untuk menyemprot cairan yang dianggap bisa membunuh lalat ke rumah-rumah warga.
"Warga ada yang menolak karena khawatir efek pada makanan, karena itu ada racunnya," kata dia.
Ia berharap pemerintah segera turun tangan menangani serbuan lalat ke pemukiman warga tersebut.
Baca juga: NTB manfaatkan lalat hitam untuk kelola sampah
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021