• Beranda
  • Berita
  • BPBD Banten minta warga pesisir pantai waspada gempa tektonik

BPBD Banten minta warga pesisir pantai waspada gempa tektonik

27 Mei 2021 11:44 WIB
BPBD Banten minta warga pesisir pantai waspada gempa tektonik
Lokasi pantai di Banten. ANTARA/HO.

Kami berharap masyarakat yang tinggal di pesisir selatan dapat memperhatikan pembangunan rumah tahan gempa

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten meminta masyarakat pesisir pantai dapat meningkatkan kewaspadaan gempa tektonik.

"Peringatan kewaspadaan itu sehubungan laporan BMKG bahwa kegempaan di pesisir selatan Pulau Jawa meningkat," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Provinsi Banten Sumardi di Lebak, Kamis.

Pesisir selatan Pulau Jawa, di antaranya Provinsi Banten meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang merupakan daerah rawan gempa dan berpotensi tsunami.

Baca juga: BNPB : Warga pesisir Sumbar tetap waspadai potensi gempa dan tsunami

Sebab, kata dia, daerah pesisir selatan itu karena adanya patahan atau sesar di Perairan Samudera Hindia dengan Benua Indo-Australia.

Selain itu juga di bagian selatan terdapat Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian timur.

Wilayah pesisir selatan yang rawan gempa dan tsunami di antaranya mulai Pantai Sumur, Binuangeun, Bagedur,Sukahujan, Cihara, Panggarangan, Bayah, Sawarna dan Tanjungpanto.

Baca juga: BMKG minta masyarakat waspada potensi banjir bandang setelah gempa

Karena itu, masyarakat pesisir Banten selatan agar meningkatkan kewaspadaan jika terjadi peningkatan gempa tektonik.

Berdasarkan laporan BMKG bahwa gempa yang terjadi di Banten selatan Minggu (23/5) tercatat 35 kali,tepatnya di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang.

"Kami telah menyampaikan peringatan kewaspadaan kegempaan itu guna mengurangi risiko kebencanaan," katanya menjelaskan.

Baca juga: BMKG imbau warga tetap waspada potensi gempa besar

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Pebby Rizky Pratama mengatakan pesisir selatan itu perlu dilakukan perubahan rencana umum tata ruang (RUTR) untuk pembangunan gedung dan rumah yang konstruksinya tahan gempa dan tsunami.

Pembangunan rumah tahan gempa dan tsunami itu untuk meminimalisasi korban jiwa dan tidak banyak menimbulkan kerugian infrastuktur maupun material.

Pengalaman itu, kata dia, peristiwa gempa magnitudo 6,4 berpusat barat daya Lebak Pantai Sawarna pada 2018 dengan kedalaman 10 km hingga ribuan rumah mengalami kerusakan.

"Kami berharap masyarakat yang tinggal di pesisir selatan dapat memperhatikan pembangunan rumah tahan gempa," ujarnya.
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021