• Beranda
  • Berita
  • GoTo dinilai berpeluang tingkatkan ekonomi digital nasional

GoTo dinilai berpeluang tingkatkan ekonomi digital nasional

27 Mei 2021 15:23 WIB
GoTo dinilai berpeluang tingkatkan ekonomi digital nasional
Seorang pengendara (driver) Gojek mengirimkan barang dengan kemasa berlogo Tokopedia. ANTARA/HO-Dokumentasi GoTo.

Ketika UMKM bisa dibantu untuk naik kelas, saya kira dampak merger bisa menjadi lebih besar terhadap perekonomian secara umum

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy menilai penggabungan dua perusahaan teknologi terbesar asal Indonesia Gojek dan Tokopedia menjadi GoTo akan semakin memperbesar peluang meningkatnya ekonomi digital di dalam negeri.

"UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional. Merger ini berpotensi memperbesar potensi lingkup ekonomi digital di Indonesia," kata Yusuf saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Sebagaimana diketahui, dua raksasa perusahaan rintisan Gojek dan Tokopedia asal Indonesia baru saja membentuk Grup GoTo yang menaungi layanan e-commerce, transportasi dan pengiriman barang, serta finansial.

Yusuf Rendi mengatakan meski secara proporsi UMKM yang menggunakan teknologi digital, seperti belanja daring masih relatif sedikit tetapi pandemi COVID-19 telah membuat peralihan penjualan dari konvensional ke digital menjadi keharusan untuk mempertahankan bisnis.

"Ketika UMKM bisa dibantu untuk naik kelas, saya kira dampak merger bisa menjadi lebih besar terhadap perekonomian secara umum," ujar Yusuf.

Seperti diketahui, valuasi gabungan dua unicorn Gojek dan Tokopedia ini mencapai 17 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp198 triliun menjadi perusahaan dengan valuasi tertinggi di Indonesia. Nilai valuasi itu menjadikan GoTo sebagai perusahaan raksasa bidang teknologi terbesar di Asia Tenggara mengungguli Grab dengan valuasi 14 miliar dolar AS.

Yusuf menyarankan agar pemerintah segera menyiapkan regulasi yang dapat memudahkan pelaku UMKM dalam Grup GoTo untuk berkembang dan naik kelas. Terlebih, dampak penggabungan dua unicorn ini juga dipandang akan berdampak terhadap percepatan pemulihan ekonomi nasional.

"Merger GoTo dan regulasi harus berjalan bersama. Kalau regulasi bisa digodok secara cepat, maka tahun ini saat merger sudah berjalan seharusnya sudah bisa berdampak terhadap pemulihan ekonomi," kata Yusuf.

Beberapa regulasi yang perlu dibuat pemerintah, di antaranya menghilangkan hambatan UMKM untuk bisa naik kelas dengan mewajibkan ada pendampingan khusus dari Kementerian Koperasi dan UMKM di level daerah.

Pendampingan ini menjadi penting bagi UMKM untuk mengakses beberapa hal penting dalam menjalankan bisnis mereka, seperti pengembangan bisnis, permodalan, hingga mendapatkan bahan baku.

Lebih lanjut Yusuf menjelaskan apabila pemerintah hendak menjadikan GoTo sebagai perusahaan digital nasional menuju internasional, maka pemerintah perlu memberikan stimulus di antaranya insentif pajak dan kemudahan berusaha bagi para UMKM yang masuk di dalam ekosistem GoTo.

"Ini kembali kepada tujuan akhir pemerintah apakah ingin GoTo go global? Kalau iya, maka harus dikaitkan dengan seluruh stakeholder di pemerintah maupun dengan GoTo," tutup Yusuf.

Grup GoTo mengantongi Gross Transaction Value (GTV) lebih dari 22 miliar dolar AS tahun lalu, sementara jumlah transaksi lebih dari 1,8 miliar dolar AS.

Untuk pengguna aktif bulanan, GoTo memiliki lebih dari 100 juta pengguna. GoTo juga berencana untuk mengembangkan bisnis ke negara-negara tempat Gojek beroperasi.

Usai penggabungan perusahaan, publik kini menantikan aksi GoTo untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Baca juga: BEI nilai IPO GoTo akan berdampak positif terhadap pasar modal
Baca juga: Kehadiran GoTo diharapkan meningkatkan kesejahteraan mitra pengemudi

Baca juga: Kemenkop UKM: Kolaborasi bisnis GoTo ciptakan efisiensi layanan UMKM
 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021