• Beranda
  • Berita
  • Tips psikolog bicara menstruasi pada anak perempuan

Tips psikolog bicara menstruasi pada anak perempuan

28 Mei 2021 09:44 WIB
Tips psikolog bicara menstruasi pada anak perempuan
Ilustrasi ibu dan anak perempuan (Pixabay)
Psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Anna Surti Ariani mempunyai tips untuk para orang tua terutama ibu yang ingin membicarakan topik menstruasi pada anak perempuan mereka sebelum memasuki masa menarke atau menstruasi kali pertama.

Mulailah dari sejumlah pertanyaan yang umum ditanyakan anak-anak mengenai menstruasi seperti apa perbedaan pembalut bersayap dan tidak, cara penggunannya, lalu kapan perempuan menstruasi dan berhenti dan apa itu menstruasi.

Anda juga bisa membahas masalah perubahan fisik seperti payudara akan membesar, soal pinggul, perubahan suasana hati sebelum dan sesudah menstruasi.

Baca juga: Perlukah cuci pembalut usai dipakai dan basuh tangan setelahnya?

Baca juga: Alasan muncul rasa gatal di organ intim saat haid & cara mengatasinya


Kemudian, bila anak sudah memasuki masa menstruasi, Anda bisa membahas soal perlunya sesekali bawa pembalut cadangan dan hal yang perlu dilakukan saat bocor, cara mencatat masa menstruasi dan alasannya mengapa penting, bagaimana menjaga kebersihan ekstra saat menstruasi hingga soal keputihan.

Menurut psikolog yang kerap disapa Nina itu, ibu sebelumnya perlu membekali diri dengan informasi dan pemahaman yang tepat soal menstruasi.

"Bekali diri (juga) dengan cara komunikasinya. Biasanya saya menyarankan coba mengobrolnya pas lagi santai, kita bisa tanya jawab dan sebagainya," kata Nina dalam sebuah acara daring mengenai kesehatan reproduksi, dikutip Jumat.

Dia mengatakan, berbicara menstruasi pada remaja perempuan bukan hal tabu, melainkan penting karena menyangkut kesehatan reproduksi.

Lakukan pembicaraan secara bertahap dan mulailah saat anak tampak mengalami tanda-tanda awal pubertas, misalnya kala dia bertambah tinggi atau payudaranya membesar.

"Tentunya menyesuaikan pembicaraan dengan usia anak," kata Nina.

Ibu juga perlu bersikap positif. Bagi remaja, isu-isu pubertas termasuk menstruasi bisa menjadi hal sensitif, sehingga terkadang anak marah duluan sebelum pembicaraan dimulai.

Kemudian, ketimbang menasehati, lebih baik banyak bertanya dan mendengarkan jawaban. Saat anak mengajukan pertanyaan yang tak bisa ibu jawab, tak perlu panik. Bilang saja, ibu butuh waktu berpikir. Setelahnya, segeralah mencari informasi lalu berbicara kembali pada anak.

Saat menjelaskan, usahakan tidak menggunakan kalimat yang sulit dipahami anak dan tidak konkret. Gambar anatomi tubuh yang sederhana, salah satu media yang bisa ibu manfaat.

"Kita juga bisa jelaskan dengan pembalutnya, betul-betul dibuka di depan anak. Jelaskan cara menggunakannya di celana seperti gimana, cara membuangnya," tutur Nina.

Terakhir, tak hanya pada anak perempuan, ibu juga bisa menjelaskan topik menstruasi pada anak lelaki. Tujuannya, agar mereka bisa lebih menghargai dan memahami perempuan. Jangan sampai anak lelaki justru mengejek atau mempermalukan anak perempuan yang sedang menstruasi.

"Kita harapkan anak laki-laki bisa membantu jika dibutuhkan. Contoh bantuannya, kalau anak perempuan bocor, dia bisa membantu menutupi. Atau misalnya kalau ada teman perempuan yang sedang lesu karena menstruasi, dia bisa membantu membawakan minuman hangat. Yang pasti penting juga kita menjelaskan pada anak laki-laki kita," demikian saran Nina.

Baca juga: Adakah manfaat bicara menstruasi pada remaja perempuan?

Baca juga: Indonesia punya layanan 5G komersial hingga ulasan film "Cruella"

Baca juga: Jaga kesehatan reproduksi dari remaja penting

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021