Keberhasilan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dan konsistensi masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan secara ketat akan mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Samsun Hadi.Pandemi COVID-19 ini sudah setahun lebih kita rasakan semenjak awal 2020 kemudian akhirnya menimbulkan krisis kesehatan dan akhirnya ke ekonomi. Bahkan, seluruh dunia mengalami.
"Pandemi COVID-19 ini sudah setahun lebih kita rasakan semenjak awal 2020 kemudian akhirnya menimbulkan krisis kesehatan dan akhirnya ke ekonomi. Bahkan, seluruh dunia mengalami," katanya saat membuka webinar "Strategi Vaksinasi dan Pemulihan Ekonomi Nasional" di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengharapkan isu gelombang kedua dan gelombang ketiga COVID-19 di beberapa negara tidak sampai terjadi Indonesia.
Baca juga: BI paparkan strategi makroprudensial dongkrak pemulihan ekonomi
Kendati demikian, dia mengatakan dengan adanya varian-varian baru yang semakin berkembang juga mengakibatkan COVID-19 semakin susah dikendalikan jika masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan yang sesuai dengan komitmen bersama.
Samsun mengatakan ekonomi Indonesia dan dunia juga mengalami tekanan dari beberapa indikator, salah satunya dari indeks volatilitas (volatility index).
Di samping pandemi COVID-19, kata dia, berbagai isu juga menjadi perhatian dunia seperti perubahan iklim dan ekonomi hijau (green economy).
"Di Indonesia sendiri, kita mengalami lima kali kontraksi berturut-turut semenjak triwulan kedua tahun 2020 hingga triwulan pertama tahun ini 2021, pertumbuhan kita negatif walaupun semakin membaik," katanya.
Baca juga: Perlindungan berlapis untuk semakin produktif di tengah pandemi
Ia mengharapkan kondisi pada triwulan kedua tahun 2021 semakin membaik serta mengalami pertumbuhan yang lebih positif seperti yang disampaikan oleh pemerintah dan prediksi Bank Indonesia.
Menurut dia, pemulihan ekonomi tentu bergantung pada bagaimana kecepatan dan kemajuan dalam penanggulangan pandemi, khususnya yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan vaksinasi dan konsistensi dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Dua hal ini yang perlu kita laksanakan secara konsisten. Untuk akselerasi pemulihan ekonomi dan penanggulangan pandemi tentu harus dibarengi dengan kebijakan ekonomi yang konsisten termasuk langkah strategis yang mendorong pengembangan UMKM," katanya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Purwokerto Prof Dr Suliyanto mengatakan pandemi COVID-19 telah berdampak terhadap sektor perekonomian.
"Ada beberapa sektor yang terdampak sangat berat seperti pariwisata dan turunannya seperti restoran, rumah makan, dan perhotelan. Selain itu, sektor transportasi terutama transportasi udara, kemudian sektor infrastruktur karena ada refocusing, serta dunia pendidikan," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan belanja PEN harus cepat direalisasikan
Kendati demikian, dia mengatakan ada beberapa sektor yang ternyata mendapat dampak positif dari pandemi COVID-19 seperti telekomunikasi dan informasi, serta kesehatan.
Akan tetapi secara umum, kata dia, banyak sektor-sektor yang terpukul akibat adanya pandemi COVID-19.
"Krisis kali ini berbeda dengan krisis tahun 1998 di mana pada tahun 1998 sektor UMKM itu bisa menjadi penyangga. Tetapi pada krisis kali ini, UMKM yang terkena lebih dahulu," katanya.
Menurut dia, ada dua pilihan yang dihadapi sektor UMKM, yakni apakah lebih memilih mengutamakan kesehatan ataukah mengutamakan ekonomi.
Ia mengatakan jika lebih memilih kesehatan, ekonomi yang akan terganggu dan sebaliknya ketika lebih mementingkan ekonomi, maka kesehatan yang akan terganggu.
"Dengan demikian, ada kebijakan rem-gas, rem-gas, dan sebagainya," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu.
Suliyanto mengatakan kebijakan vaksinasi merupakan salah satu strategi yang sangat ampuh untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada kondisi seperti saat sekarang.
Menurut dia, program vaksinasi yang diberikan secara bertahap mulai dari tenaga kesehatan, pelayan publik, dan lansia telah berdampak positif pada perekonomian.
"Awal-awalnya mungkin tidak terlihat dampaknya secara nyata karena dampak yang sekarang adalah hanya merupakan euforia atau psikologi saja, tetapi kemungkinan nanti pada semester kedua mulai terasa dampak dari strategi vaksinasi. Mudah-mudahan dengan strategi vaksinasi ini, benar-benar dapat membantu pemulihan ekonomi," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021