Hal itu disampaikan oleh seorang juru bicara WHO Fadela Chaib pada Jumat.
Amerika Serikat pada Kamis (27/5) meminta WHO untuk melakukan penyelidikan tahap kedua terhadap asal-usul virus corona baru, dengan para ahli independen diberi akses penuh ke data dan sampel asli di China.
Inggris pun membuat seruan yang serupa dengan AS untuk penyelidikan lebih lanjut.
Fadela Chaib mengatakan dalam kegiatan pengarahan PBB pada Jumat bahwa para ahli akan menyiapkan proposal untuk direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, tetapi tidak ada batas waktu yang ditetapkan.
Awal pekan ini, pakar utama keadaan darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan bahwa pembicaraan dengan negara-negara anggota organisasi kesehatan dunia itu akan berlanjut dalam beberapa pekan mendatang.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ilmuwan China: Beijing sudah sampaikan data COVID-19 kepada WHO
Baca juga: WHO duga COVID-19 ditularkan kelelawar ke manusia lewat hewan lain
Baca juga: WHO sebut semua hipotesis masih terbuka untuk selidiki asal-usul COVID
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021