• Beranda
  • Berita
  • Pertanian dan ekonomi kreatif jadi motor percepatan pemulihan ekonomi

Pertanian dan ekonomi kreatif jadi motor percepatan pemulihan ekonomi

28 Mei 2021 20:28 WIB
Pertanian dan ekonomi kreatif jadi motor percepatan pemulihan ekonomi
Pedagang memajang tas yang terbuat dari anyaman "ketak" (anyaman dari rumput hutan) khas lombok di area bazar "Pesona Khazanah Ramadhan 2021" yang digelar di Islamic Center NTB di Mataram, NTB, Kamis (22/4/2021). Pesona Khazanah Ramadhan sebagai acara tahunan pariwisata NTB selama bulan Ramadhan tersebut mengangkat tema pengembangan ekonomi kreatif yang bertujuan untuk mengenalkan dan membuka kembali pasar hasil kerajinan dan produk lokal asli NTB di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.

Ekonomi kreatif dapat menjadi motor penggerak percepatan pemulihan ekonomi nasional, selain sektor pertanian.

Sektor pertanian dan ekonomi kreatif dinilai mampu menjadi motor percepatan pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 melalui inovasi dan kreativitas untuk mengoptimalkan potensi kemandirian nasional dan kearifan lokal.

"Ekonomi kreatif dapat menjadi motor penggerak percepatan pemulihan ekonomi nasional, selain sektor pertanian," ujar Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Guntur Subagja Mahardika di Jakarta, Jumat.

Dalam Webinar World Indonesian Millennials Forum yang diselenggarakan Eksyapreneur dan International Millenial Project, Guntur menyatakan potensi ekonomi kreatif Indonesia sangat besar dengan beragam jenis produknya, mulai industri kreatif, industri budaya, kuliner dan makanan, maupun produk berbasis teknologi digital.

Baca juga: Kementan jalankan lima program prioritas dukung pemulihan ekonomi

Ada tiga jenis ekonomi kreatif yang menjadi unggulan saat ini, yaitu: industri kuliner, fesyen dan kriya (kerajinan), selain itu ada dua yang potensial sebagai unggulan yaitu aplikasi startup berbasis teknologi digital dan industri konten (content provider),

Menurut Guntur Subagja yang juga Ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik Global - Universitas Indonesia itu kelima jenis ekonomi kreatif tersebut dapat memberikan dampak ekonomi dan dampak sosial yang tinggi.

"Ini dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja, dapat menjadi solusi bagi angkatan kerja baru maupun korban PHK akibat pandemi. Bidang-bidang tersebut juga diminati milenial," jelasnya melalui keterangan tertulis.

Baca juga: KEK Singhasari jadi modal kebangkitan ekraf di tengah pandemi

Mengutip data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dia menyebutkan sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp1,105 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Kontribusi ini menjadikan Indonesia menjadi peringkat ketiga ekonomi kreatif dunia, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Ekonomi kreatif juga menyerap 17 juta tenaga kerja.

"Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi kreatif, saya mengajak milenial belajar dari Korea Selatan yang sukses mengemas seni dan budaya menjadi industri kreatif yang menembus pasar global," katanya.

Melihat potensi yang sangat besar ini, Guntur menyebutkan saatnya Indonesia mengembangkan ekonomi utama (core economy) yang fokus pada sektor pertanian dan perikanan serta sektor ekonomi kreatif.

"Pertanian, khususnya pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional, tanpa harus mengimpor," ujar Guntur yang juga Ketua Umum Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani).

Dikatakannya, tantangan dan dampak pandemi covid-19 cukup berat. UMKM banyak yang tutup, kemiskinan meningkat dan pengangguran bertambah. Karena itu perlu inovasi dan kreativitas mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang potensial.

Webinar internasional yang diikuti sekitar 1000 peserta milenial Indonesia yang berada di berbagai negara berlangsung selama tiga hari, 28-30 Mei 2021, dengan tema "Sustainble Development Goals (SDGs)".
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021