• Beranda
  • Berita
  • Foxconn berharap impor vaksin BioNTech untuk Taiwan

Foxconn berharap impor vaksin BioNTech untuk Taiwan

29 Mei 2021 19:23 WIB
Foxconn berharap impor vaksin BioNTech untuk Taiwan
Tentara dengan pakaian pelindung mendisinfeksi stasiun metro setelah lonjakan infeksi penyakit virus corona (COVID-19) di Taipei, Taiwan, Kamis (20/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang/RWA/sa. (REUTERS/ANN WANG)
Terry Gou, miliarder pendiri pemasok utama Apple Inc Foxconn, mengatakan pada Sabtu bahwa badan amal itu berencana untuk mengajukan impor 5 juta dosis vaksin COVID-19 BioNTech SE ke Taiwan, yang sedang mengatasi lonjakan infeksi.

Setelah mencatat hanya sedikit infeksi harian selama berbulan-bulan, Taiwan saat ini menangani penularan komunitas dalam jumlah yang relatif besar.

Taiwan hanya memvaksin sekitar 1% dari lebih dari 23 juta penduduknya, meskipun telah memesan hampir 30 juta suntikan, dari AstraZeneca Plc, Moderna Inc dan dua perusahaan dalam negeri.

Pulau yang diklaim China itu menyalahkan Beijing karena membatalkan kesepakatan awal tahun ini untuk vaksin BioNTech, yang dibantah China.

Menghadapi tekanan dari partai oposisi, pemerintah mengatakan akan mengizinkan perusahaan untuk mengajukan impor vaksin.

Dalam sebuah pernyataan, Gou mengatakan bahwa Yonglin Foundation berencana untuk mengajukan 5 juta dosis BioNTech yang dibuat dan dikemas di Jerman untuk diimpor ke Taiwan.


Baca juga: Taiwan tuding China halangi kontrak vaksin COVID BioNTech

Baca juga: Taiwan perketat pembatasan COVID-19



Vaksin itu akan diterbangkan dari Jerman ke Taiwan tanpa melalui perantara, tambahnya. "Rencana ini sedang dalam proses," kata Gou. BioNTech tidak segera menanggapi permintaan komentar, tetapi telah berulang kali menolak mengomentari keadaan pembicaraan dengan Taiwan.

Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan mengatakan tidak lama sebelum pernyataan Gou dirilis bahwa pihaknya menyambut baik tawaran bantuan dari badan amal atau kelompok agama, tetapi terserah pemerintah pusat untuk menandatangani kontrak vaksin dan mendistribusikannya.

Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd memiliki kontrak dengan BioNTech untuk menjual vaksin di China, termasuk ke Taiwan, tetapi pemerintah Taiwan mengatakan telah dan hanya akan bertransaksi dengan BioNTech di Jerman, dan tidak memercayai vaksin dari China.

Di luar China, BioNTech telah bermitra dengan Pfizer Inc.

China mengatakan Taiwan telah melanggar prinsip komersial dalam berusaha melewati Fosun dan langsung menuju BioNTech.

Gou mengatakan bahwa badan amalnya tidak akan mengimpor vaksin buatan China. "Tolong jangan bingung antara (suntikan) BioNTech buatan Jerman dengan vaksin buatan China."

Taiwan telah melaporkan 7.806 infeksi sejak pandemi dimulai, termasuk 99 kematian.

Sumber:Reuters


Baca juga: Empat tewas selama protes saat Kolombia tandai sebulan demonstrasi

Baca juga: Pemerintah bayangan Myanmar pamerkan pasukan bersenjata baru

Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021