• Beranda
  • Berita
  • Ormas Jarum Lebak: Ideologi Pancasila harga mati

Ormas Jarum Lebak: Ideologi Pancasila harga mati

31 Mei 2021 18:40 WIB
Ormas Jarum Lebak: Ideologi Pancasila harga mati
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Jaringan Relawan untuk Masyarakat (Jarum) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Ideologi Pancasila harga mati karena mampu mempersatukan bangsa Indonesia menjadi negara besar.
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Jaringan Relawan untuk Masyarakat (Jarum) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menyatakan ideologi Pancasila harga mati karena mampu mempersatukan bangsa Indonesia menjadi negara besar.

"Kita wajib menjaga dan mempertahankan ideologi Pancasila itu," kata Ketua Ormas Jarum Kabupaten Lebak H Nunung di Lebak, Senin.

Peringatan momentum hari lahirnya Pancasila yang akan dilaksanakan secara serentak oleh masyarakat Indonesia setiap 1 Juni merupakan bukti kesaktiaan bahwa ideologi Pancasila mampu mempersatukan dari Sabang sampai Merauke.

Selama ini, ideologi Pancasila terbukti memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa di tengah Kebhinekaan Tunggal Ika yang memiliki keanekaragaman perbedaan suku, ras, bahasa, budaya dan agama.

Namun, kata dia, di tengah perbedaan itu semakin kuat ideologi Pancasila untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga kini.

"Saya kira ideologi Pancasila mampu mempersatukan keanekaragaman. Itu terbukti kesaktian Pancasila," katanya.

Baca juga: BPIP ajak masyarakat semarakkan Bulan Pancasila

Menurut dia, pihaknya berkomitmen untuk mempertahankan dan menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa, sebab Pancasila itu sudah menjadikan harga mati dan tidak bisa diganti atau diubah lagi.

Apabila, kata dia, ada kelompok tertentu yang ingin mengubah ideologi negara, tentu akan berhadapan dengan masyarakat maupun aparat TNI dan kepolisian.
Selama ini, Ormas Jarum kerapkali menggelar kegiatan bakti sosial juga membangun kepedulian kemanusiaan sebagai wujud penerapan Pancasila.

Sebab, nilai-nilai Pancasila memiliki sikap saling tolong menolong,menghargai dan menghormati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Kami berharap ideologi Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bangsa ini mampu hidup sejahtera," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan masyarakat Indonesia selama 350 tahun dijajah oleh Belanda juga dilanjutkan Jepang, karena bangsa itu sangat mudah dipecah belah.

Sebab, katanya, Indonesia negara sangat majemuk dan beragam dengan banyak pulau, etnis, agama, dan suku.

Baca juga: Sosiolog: Pancasila jangan hanya sebatas butir hafalan

Dengan kondisi seperti itu, kata dia, tentunya paling mudah diadu domba dan dipecah belah.

Oleh karena itu, para pendiri bangsa yang berjuang untuk merebut kemerdekaan membentuk Pancasila sebagai ideologi negara hingga kini menjadikan kekuatan persatuan dan kesatuan.

"Kami siap membantu pemerintah jika ada kelompok-kelompok tertentu yang mengubah Ideologi Pancasila itu," katanya menegaskan.

Menyinggung teknologi digital, kata dia, pihaknya mengajak masyarakat agar tidak menyebar isu-isu yang mengadu domba bangsa melalui konten-konten media sosial.

Sebab, kata dia, penyebar isu yang tidak bertanggung jawab itu akan berhadapan dengan penegak hukum dengan UU Informasi dan Elektronika (ITE).

Selain itu juga perbuatan memecah belah maupun adu domba itu tentu semua agama melarang dan hukumnya berdosa.

"Kita sebagai warga negara yang baik terapkan Pancasila yang digagas para pendiri bangsa untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia," katanya menjelaskan.

Baca juga: Pancasila menguatkan solidaritas menghadapi pandemi COVID-19

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021