Jepang tadinya bakal menjamu Reggae Boyz di Sapporo, Kamis sebagai pemanasan menghadapi pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Tajikistan dan Kyrgyzstan bulan ini.
Tetapi hanya separuh skuad Jamaika yang tiba di Jepang untuk laga itu karena 10 pemain lainnya tertahan pada penerbangan lanjutan karena bermasalah dengan "metode tes pra-terbang," kata JFA.
Baca juga: Penalti Takumi Minamino antar Jepang menang lawan Panama
Baca juga: Michail Antonio dirayu untuk bela timnas Jamaika
Ketua JFA Kozo Tashima mengungkapkan badan sepakbola ini tengah menyelidiki kejadian ini.
Sejumlah tim luar negeri sudah berdatangan di Jepang untuk menjalani pertandingan-pertandingan internasional melawan tim putra dan putri Jepang bulan ini.
"Kami mesti berhati-hati guna memastikan hal semacam ini tidak terjadi lagi," kata Tashima dalam jumpa pers online. "Kami meminta pendapat dari para ahli dan kami menganalisisnya serta mencari tahu apa masalahnya."
Tim Jamaika terbang ke Jepang dalam dua kelompok. Satu kelompok terbang dari AS dan satunya lagi dari Eropa.
Tashima mengatakan pemain-pemain Jamaika yang bermain di Eropa yang kebanyakan i Inggris, dicegah masuk penerbangan transit di Amsterdam ketika sertifikat negatif tes COVID-19-nya tidak layak.
Baca juga: Jepang pertimbangkan kewajiban penonton tunjukkan tes negatif COVID-19
Tashima mengaku tak tahu masalah persisnya, namun koran Gleaner di Jamaika menyebutkan bahwa para pemain itu menggunakan tes swab dari mulut dan lubang hidung, padahal Jepang "hanya menerima hasil tes PCR dari lubang hidung."
Gleaner menyebutkan dua dari sepuluh pemain itu adalah pemain Watford Andre Gray dan pemain Bristol City Adrian Mariappa.
Jepang mulai bergeliat yang ditandai dengan sudah berdatangannya atlet-atlet mancanegara. Tim sofbol Australia menjadi tim pertama yang tiba untuk menghadapi Olimpiade Tokyo 2020 Selasa pagi tadi.
Mereka semua sudah di vaksin tetapi tetap diwajibkan memiliki hasil tes negatif sebelum berangkat dan tiba di Jepang.
Baca juga: Atlet Olimpiade wajib setujui pernyataan soal risiko fatal COVID-19
Baca juga: Pelatih timnas putri Australia mundur karena penundaan Olimpiade
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021