Tim sofbol putri Australia menjadi kelompok atlet pertama yang tiba di Jepang untuk kamp pelatihan pra-Olimpiade, Kyodo melaporkan, Selasa.Kami cukup beruntung menjadi tim pertama yang membuka kompetisi Olimpiade melawan Jepang yang sangat menarik dan sebuah kehormatan besar
Kedatangan skuad tersebut di sebuah hotel di Ota, sekitar 80km barat laut Tokyo, terjadi sekitar 50 hari sebelum pembukaan Olimpiade dan di tengah kekhawatiran publik Jepang terhadap lonjakan kasus COVID-19, yang sebagian besar menentang penyelenggaraan acara tersebut.
Sebanyak 20 pemain "Aussie Spirit" dan sembilan staf, yang datang melalui Singapura, akan mengadakan sesi latihan di sebuah kota di Prefektur Gunma mulai Sabtu, hingga 17 Juli.
Baca juga: Sebagian peserta Olimpiade masuk Jepang dengan aturan yang dipermudah
Anggota tim tersebut, mengenakan seragam mereka yang menampilkan warna olahraga nasional Australia, yaitu hijau dan emas, serta masker, melambai kepada pers saat tiba di kedatangan.
Semua anggota delegasi, yang telah melakukan vaksinasi COVID-19, dinyatakan negatif COVID-19 di bandara Narita, menurut otoritas kesehatan Jepang, sebelum menuju ke Ota dengan bus sewaan.
Degelasi akan berada di bawah aturan ketat pembatasan sosial saat berada di Jepang, di mana angka infeksi telah menurun.
Tim Australia akan pindah ke kampung Olimpiade sebelum memainkan pertandingan pembukaan Olimpiade melawan Jepang di stadion Fukushima Azuma pada 21 Juli, dua hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo secara resmi.
Pelatih kepala Robert Harrow mengatakan bahwa timnya akan "menghormati" warga Jepang dan "mengikuti aturan yang diterapkan kepada kami selama kami tinggal untuk menjaga keamanan semua orang."
"Kami akan fokus murni pada pelatihan kami selama kami di Jepang," kata Harrow.
Baca juga: Atlet Olimpiade wajib setujui pernyataan soal risiko fatal COVID-19
"Kami cukup beruntung menjadi tim pertama yang membuka kompetisi Olimpiade melawan Jepang yang sangat menarik dan sebuah kehormatan besar."
Anggota tim nasional Australia juga akan diminta untuk menjalani tes COVID-19 setiap hari dan dilarang untuk berinteraksi dengan masyarakat umum, dengan semua ruang tidur, ruang makan dan pertemuan dilakukan terbatas pada tiga lantai di hotel mereka.
Para pemain dan staf hanya akan diizinkan meninggalkan hotel untuk melakukan perjalanan ke dan dari fasilitas pelatihan mereka. Tim akan berlatih selama lebih dari sebulan, di mana mereka akan memainkan pertandingan latihan melawan klub dari Liga Sofbol Jepang dan universitas.
Sejumlah kota di Jepang telah menghadapi tantangan untuk memastikan keselamatan atlet dan penduduk di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penyebaran varian baru virus corona, sementara Tokyo dan beberapa daerah lain di negara tersebut tetap dalam keadaan darurat COVID-19.
Total 105 kota sejauh ini telah membatalkan rencana untuk menerima atlet dari luar negeri untuk kamp pelatihan pra-Olimpiade karena kekhawatiran COVID-19, kata menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa dalam konferensi pers, Selasa.
Ota dan 527 kotamadya lain di Jepang telah mendaftar dalam program "Kota Tuan Rumah" yang dipimpin pemerintah yang bertujuan menghubungkan penduduk lokal dengan atlet luar negeri dan banyak dari mereka menawarkan diri untuk dijadikan tempat kamp pelatihan pra-Olimpiade.
Baca juga: Tim renang Kanada batalkan kamp pelatihan pra-Olimpiade di Jepang
Sejak 2018, Aussie Spirit telah mengadakan tiga kamp pelatihan di kota tersebut dan telah melakukan pertukaran budaya dengan penduduk setempat melalui kunjungan sekolah dan acara lainnya.
Gubernur Gunma, Ichita Yamamoto, mengatakan "Kami akan mendukung (para pemain Australia) sebanyak mungkin" setelah memeriksa stadion bisbol di Ota tempat mereka akan berlatih.
Yamamoto menambahkan dia berharap Olimpiade akan "sukses meskipun terjadi pandemi virus corona."
Walikota Ota, Masayoshi Shimizu, mengatakan "Saya berharap tim (Australia) memenangi medali," menambahkan dia dan penduduk setempat akan mendukung penuh para pemain untuk mencapai tujuan itu.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, kali ini warga Australia tidak akan bertemu penduduk setempat secara langsung, sebaliknya acara secara online sedang direncanakan. Di masa lalu, siswa sekolah menengah setempat berpartisipasi dalam acara dengan tim sofbol nasional Australia.
"Saya ingin membiarkan (murid-murid saya) berinteraksi dengan para pemain. Kalau saja virus corona tidak ada," kata Risa Akutsu, pelatih tim sofbol putri SMA Ota.
Australia termasuk di antara tim yang bersaing di Olimpiade Atlanta 1996 ketika sofbol memulai debutnya dan telah memenangi satu medali perak dan tiga perunggu.
Baca juga: 31 kota tuan rumah Olimpiade Tokyo batal sambut atlet luar negeri
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021