Laporan itu menyebutkan bahwa tahanan-tahanan Palestina yang dituduh terlibat dalam serangan terhadap Israel akan termasuk di antara mereka yang dibebaskan jika kesepakatan pertukaran disepakati, kata Perusahaan Penyiaran Israel.
Pihak berwenang Mesir belum mengomentari laporan tersebut.
Diperkirakan ada 4.500 warga Palestina yang diyakini ditahan di penjara Israel, termasuk 41 perempuan, 140 anak di bawah umur, dan 440 tahanan administratif, menurut data yang dikumpulkan oleh organisasi tentang hak-hak tahanan.
Sementara itu, Hamas menahan empat warga Israel, termasuk dua tentara.
Pada Senin (31/5), pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, mengatakan ada "peluang nyata untuk membuat kemajuan" dalam pertukaran tahanan dengan Israel setelah mengadakan pembicaraan dengan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel di daerah kantong yang terkepung.
Sebelumnya pada Minggu (30/5), Kamel bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membicarakan gencatan senjata Gaza dan rekonstruksi wilayah Palestina.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir dan mulai berlaku pada dini hari tanggal 21 Mei mengakhiri pengeboman 11 hari oleh Israel di Jalur Gaza.
Serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat menewaskan sedikitnya 289 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, dan meninggalkan jejak kehancuran. Pusat kesehatan, kantor media, serta sekolah termasuk di antara bangunan yang menjadi sasaran.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Intelijen Mesir, Hamas adakan pembicaraan gencatan senjata di Gaza
Baca juga: Liga Arab sambut baik komisi investigasi pelanggaran HAM Israel
Baca juga: China bantu Palestina Rp14 M dan 200 ribu vaksin
Ribuan warga Palestina berbondong-bondong ke Masjid Al-Aqsa rayakan gencatan senjata
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021