Negara terpadat kedua di dunia itu telah menderita wabah yang menghancurkan sejak April, dan baru-baru ini mereda. Para ahli kesehatan mengatakan satu-satunya cara untuk mencegah lonjakan COVID-19 lainnya adalah vaksinasi massal terhadap 1,3 miliar penduduknya.
"Kami tidak ragu bahwa kami akan dapat meningkatkan kecepatan vaksinasi, begitu pasokan meningkat," kata penasihat pemerintah V K Paul kepada wartawan, Selasa.
Produsen vaksin seperti Serum Institute of India dan Bharat Biotech berusaha keras untuk meningkatkan pasokan, selain pembicaraan yang dilakukan India dengan produsen vaksin asing besar seperti Pfizer Inc, kata para pejabat.
Kementerian kesehatan mengatakan hampir 45 juta orang telah divaksinasi penuh atau mencakup 4,7 persen dari 950 juta populasi orang dewasa di negara itu. India memberikan hampir 2,8 juta dosis pada Senin (31/5), menurut data dari portal vaksin resminya.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah menuai kritik atas peluncuran vaksin yang lambat meskipun India adalah salah satu produsen dosis terbesar di dunia, termasuk untuk suntikan AstraZeneca.
Beberapa negara bagian mengeluhkan kekurangan vaksin AstraZenca dan vaksin lain yang disebut Covaxin, yang dikembangkan oleh perusahaan India, Bharat Biotech.
Bulan lalu, pemerintah memerintahkan agar interval antara dua dosis AstraZeneca ditingkatkan menjadi 12-16 minggu dari 4-6 minggu, yang menurut para ahli disebabkan oleh terbatasnya persediaan.
Paul mengatakan tidak ada rencana untuk mencampur dosis berbagai vaksin yang telah disarankan beberapa pejabat sebelumnya. Dia juga mengatakan setiap orang dianjurkan untuk mengambil dua dosis penuh vaksin AstraZeneca dan tidak membatasi diri pada satu suntikan saja.
"Aturan vaksin Covishield India adalah dua dosis, tidak ada perubahan. Dan Covaxin juga untuk dua dosis," kata Paul.
Pada Selasa, negara itu melaporkan kenaikan infeksi baru harian terendah selama lebih dari sebulan dengan 127.510 kasus, sementara kematian juga berada di angka terendah sejak 27 April dengan 2.795 kematian.
"Penahanan (virus) telah berhasil. Namun, itu bukan solusi yang berkelanjutan dan kami harus menemukan langkah untuk mengurangi penguncian," kata Balram Bhargava, kepala Dewan Penelitian Medis India.
Jumlah keseluruhan infeksi negara raksasa Asia Selatan itu sekarang mencapai 28,2 juta, sementara jumlah kematian telah mencapai 331.895, menurut data kementerian kesehatan setempat.
Sumber: Reuters
Baca juga: India punya 120 juta dosis vaksin untuk penggunaan lokal pada Juni
Baca juga: Kematian harian COVID-19 di India mendekati 4.000 jiwa
Baca juga: Uttar Pradesh akan habiskan 100 miliar rupee untuk membeli vaksin
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021