Tidak ada Pancasila tanpa Indonesia, dan tidak ada Indonesia tanpa Pancasila
Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai Pancasila adalah warisan Presiden Pertama RI Soekarno yang terbesar dan paling fundamental karena kehadirannya, bangsa Indonesia bisa bersatu dan menghargai semua perbedaan, serta menjadi bangsa yang kokoh hingga sekarang.
“Tidak ada Pancasila tanpa Indonesia, dan tidak ada Indonesia tanpa Pancasila. Mudah-mudahan kita semua dapat menjalankan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila," kata Ahmad Muzani dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa, di sela memimpin keluarga besar Partai Gerindra melakukan ziarah ke Makam Presiden pertama RI Soekarno, di Blitar, Selasa.
Dia mengatakan tanggal 1 Juni adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena menjadi Hari Lahir Pancasila dan Bung Karno adalah orang yang yang menggali Pancasila.
Menurut Wakil Ketua MPR RI itu, Bung Karno adalah orang yang menggali Pancasila dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, dan hingga saat ini menjadi sebuah landasan bagi bangsa Indonesia.
"Kini Pancasila menjadi landasan bagi kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara. Karena itu, kami merasa Bung Karno adalah milik kita semua, milik bangsa Indonesia, sehingga ziarah ini bagian dari rasa hormat kami yang tinggi kepada beliau," ujarnya.
Muzani selalu ingat pesan Bung Karno, yaitu pentingnya masyarakat untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan, karena tidak ada bangsa besar tanpa adanya kerukunan.
Selain itu menurut dia, tidak ada bangsa yang besar tanpa ada persatuan dan tidak ada pembangunan jika tidak ada kerukunan dan kedamaian.
"Dalam sejarah, negara kuat selalu menjaga persatuan dan keutuhan negaranya," katanya pula.
Muzani menegaskan bahwa Partai Gerindra sebagai kekuatan politik yang ikut menjaga negara. maka sangat perlu untuk mengambil hikmah dari pesan Bung Karno tersebut.
Baca juga: Pangdam V/Brawijaya tegaskan Pancasila perekat bangsa dan negara
Baca juga: Rektor Unhan harapkan pemuda meniru keberanian Bung Karno
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021