Komite Olahraga dan Olimpiade Korea (KSOC) mengirim surat meminta IOC untuk "secara aktif menengahi" perselisihan, yang telah memicu kemarahan dan protes di Korea Selatan kurang dari dua bulan dari awal Olimpiade.
Pulau-pulau kecil, yang disebut Dokdo di Korea Selatan dan Takeshima di Jepang, telah menjadi pusat sengketa wilayah selama beberapa dekade antara kedua negara tersebut.
"Dokdo adalah wilayah Korea Selatan dan netralitas politik harus dijamin di Olimpiade," kata direktur hubungan masyarakat KSOC, Kim Bo-young, dikutip dari Reuters, Rabu.
Baca juga: Sebagian peserta Olimpiade masuk Jepang dengan aturan yang dipermudah
"Perilaku Jepang dapat dilihat sebagai tindakan politik, jadi kami telah mengirim surat karena kami yakin tindakan tersebut bertentangan dengan semangat Olimpiade."
Jepang menolak protes Korea Selatan.
"Takeshima adalah wilayah yang melekat pada Jepang dalam pandangan fakta sejarah dan hukum internasional. Kami tidak dapat menerima protes Korea Selatan sama sekali," kata Kepala Sekretaris Kabinet, Katsunobu Kato.
Beberapa pejabat Korea Selatan menekankan bahwa Seoul menghapus pulau-pulau yang disengketakan dari peta yang ditampilkan di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan setelah Jepang menyampaikan protes.
Korea Selatan mengatakan telah memanggil wakil duta besar Jepang untuk "memprotes keras" peta, yang memicu kegemparan di Korea Selatan dan mendorong beberapa politisi di sana untuk menyerukan boikot Olimpiade.
Baca juga: Jepang mulai vaksinasi atlet Olimpiade
Tiga pelajar Korea Selatan ditangkap setelah membakar bendera "Matahari Terbit" Jepang dalam sebuah protes di luar kedutaan Jepang di Seoul, sementara aksi tersebut disiarkan secara langsung di YouTube.
Ketiganya ditahan dengan tuduhan melanggar undang-undang demonstrasi, menurut laporan sejumlah media Korea Selatan.
Sejumlah anggota kelompok mahasiswa lainnya memprotes penangkapan di luar kantor polisi tersebut.
"Tanah Korea Selatan sedang diambil," teriak seorang pengunjuk rasa dengan pengeras suara, menurut video yang diunggah oleh kelompok itu di media sosial.
Pertengkaran diplomatik menjadi permasalahan terbaru bagi penyelenggara Olimpiade Tokyo, yang akan berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus setelah ditunda satu tahun karena pandemi COVID-19.
Survei menunjukkan sebagian besar orang di Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda lagi di tengah kekhawatiran lonjakan COVID-19 di negara itu.
Baca juga: Atlet Olimpiade wajib setujui pernyataan soal risiko fatal COVID-19
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021