Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyatakan dukungannya terhadap berbagai langkah strategis yang akan diambil oleh manajemen PT Garuda Indonesia dalam menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan utang.Ada pembatasan-pembatasan karena pandemi COVID, seperti lockdown, PSBB, dan lain sebagainya, membuat industri penerbangan dan transportasi mengalami dampak yang sama
"Kami mendukung penuh manajemen untuk mengambil langkah-langkah dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi Garuda," kata Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel saat ditemui di kantor Garuda Indonesia di Jakarta, Rabu.
Rachmat Gobel menambahkan persoalan keuangan tak hanya dihadapi oleh maskapai Garuda Indonesia saja, tetapi perusahaan penerbangan lain mengalami masalah yang sama.
Menurut dia, pandemi COVID-19 telah menyebabkan industri penerbangan mengalami penurunan pendapatan karena banyak pesawat tak bisa terbang akibat penutupan wilayah berupa lockdown maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Baca juga: Dirut Garuda paparkan utang capai Rp31,9 triliun dan langkah efisiensi
"Ada pembatasan-pembatasan karena pandemi COVID, seperti lockdown, PSBB, dan lain sebagainya, membuat industri penerbangan dan transportasi mengalami dampak yang sama. Kita tidak bisa menghindari persoalan yang dihadapi oleh Garuda," kata Rachmat Gobel.
Dalam pertemuan itu DPR sepakat untuk mempertahankan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional atau national flag carrier agar tetap terbang melayani perjalanan masyarakat ke daerah maupun luar negeri.
Berdasarkan data laporan keuangan terakhir yang dirilis Garuda Indonesia pada kuartal III 2020, BUMN penerbangan itu mempunyai utang sebesar Rp98,79 triliun yang terdiri dari utang jangka pendek Rp32,51 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp66,28 triliun.
Sebelum pandemi COVID-19 perseroan sempat membukukan keuntungan hampir mencapai Rp100 miliar pada 2019. Namun, pandemi yang melanda Indonesia pada awal 2020 hingga sekarang telah memukul keuangan perusahaan.
Baca juga: Garuda tawarkan pensiun dini, Erick: 3.600 karyawan dipertahankan
Pada kuartal III 2019 Garuda Indonesia membukukan laba bersih sebanyak Rp1,73 triliun, lalu merugi hingga Rp15,19 triliun pada kuartal III 2020 akibat dampak pandemi.
Pendapatan Garuda Indonesia tercatat turun dari awalnya Rp50,26 triliun pada kuartal III 2019 menjadi hanya Rp16,04 triliun pada kuartal III 2020.
Perseroan lantas menawarkan program pensiun dini untuk para karyawan hingga 19 Juni 2021 mendatang demi menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan utang. Sejauh ini, sudah ada lebih dari 100 karyawan yang mengajukan pensiun dini.
Selain pensiun dini, sejumlah aksi yang turut dilakukan Garuda Indonesia di antaranya memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan pendapatan.
Sementara itu dari pihak pemerintah berencana memangkas jumlah komisaris Garuda Indonesia hingga mengubah orientasi bisnis perseroan yang semula melayani rute penerbangan luar negeri menjadi hanya berfokus pada penerbangan dalam negeri saja.
Baca juga: Erick Thohir: Garuda Indonesia akan fokus pada penerbangan domestik
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021