Dilansir dari GSM Arena, Kamis, jam tangan pintar Huawei Watch 3 memiliki fitur "mahkota" berputar 3D yang menggantikan tombol atas di sebelah kanan.
Huawei berpendapat bahwa fitur ini memungkinkan cara intuitif untuk menavigasi UI yang juga tahan cuaca, dapat bekerja dengan tangan yang basah dan bahkan bersarung tangan, tidak seperti layar sentuh.
Baca juga: Huawei investasikan 220 juta dolar perkuat layanan
Huawei Watch 3 memiliki panel AMOLED 1,43 inci dengan tingkat kecerahan mencapai 1.000 nits serta kerapatan piksel pada 326 ppi.
Layar tersebut dilindungi oleh kaca yang diperkuat, dengan badan arloji yang terbuat dari baja berkualitas tinggi serta bagian belakang terbuat dari keramik.
Jam tangan ini tahan air hingga 5 ATM. Bodinya berdiameter 46,2 mm dan tebal 12,15 mm, tanpa tali memiliki berat 54g.
Huawei telah menciptakan beberapa desain berbeda untuk jam tangan, yakni Active (dengan tali silikon), Classic (tali kulit), Elite (pita logam), dan Klasik (pita Milan).
Rangkaian sensor di bagian belakang mencakup detak jantung, pelacak oksigen darah (SpO2), dan sensor suhu kulit. Sensor itu bekerja sepanjang waktu. Arloji ini juga dilengkapi pelacakan stres dan tidur 24/7, yang semuanya dapat membantu menemukan masalah kesehatan.
Huawei Watch 3 juga dapat digunakan sendiri. Arloji tersebut memiliki eSIM, yang memberikan koneksi data 4G yang dapat menangani panggilan dan mengalirkan beberapa lagu dari Huawei Music dan mengirimkannya ke headphone Bluetooth. Menariknya, panggilan video juga didukung, meskipun tanpa kamera, tetapi tersedia speaker internal.
Huawei telah menghadirkan AppGallery ke dalam arloji sehingga pengguna dapat mengunduh dan menginstal aplikasi HarmonyOS langsung di jam tangan, tanpa memerlukan smartphone.
Perusahaan telah bermitra dengan beberapa pengembang dari luar China yang akan membawa perangkat lunak mereka ke platform baru. Huawei tidak menyebutkan chipsetnya, tetapi mengatakan bahwa jam tangan ini memiliki RAM 2 GB dan penyimpanan 16 GB.
Masa pakai baterai dalam mode standar adalah 3 hari dengan 4G diaktifkan. Pengguna dapat mengaktifkan Mode Ultra-Long Lasting, yang dapat memperpanjang baterai hingga 14 hari sambil tetap mengaktifkan fungsi penting seperti pemantauan SpO2, 14 mode latihan, panggilan Bluetooth, dan bahkan tampilan jam animasi. Adapun pengisian dilakukan secara nirkabel.
Berbicara tentang mode latihan, arloji ini mendukung lebih dari 100 mode, termasuk 17 mode latihan profesional (luar dan dalam ruangan).
Terdapat deteksi jatuh, yang dapat menggunakan koneksi eSIM untuk mengirimkan SOS jika pengguna terluka. Penentuan posisi mendukung GPS, GLONASS, Galileo, Beidou dan QZSS.
Pra-pemesanan untuk Huawei Watch 3 dijual dengan harga CNY 2.600 (Rp 5,8 juta), penjualan yang sebenarnya dimulai 11 Juni. Huawei juga akan mulai menjual tali jam tambahan dengan harga mulai dari CNY 200 (Rp447 ribu).
Sementara itu, Huawei Watch 3 Pro memiliki tampilan yang lebih klasik dengan bezel di sekitar layar. Perbedaan Watch 3 dan Watch 3 Pro terletak pada bahan dan masa pakai baterai, serta sejumlah fitur tambahan.
Badan arloji terbuat dari titanium, sementara layar dilindungi oleh kaca safir. Huawei Watch 3 Pro berukuran 48 x 48,6 x 14 mm dan berat 63g (tanpa tali). Daya tahan baterai meningkat hingga 5 hari dengan 4G diaktifkan dan 21 hari dalam mode Ultra-Long Lasting.
Ini adalah salah satu jam tangan pertama yang memiliki fitur penerima GPS dual-band (band 1 dan 5), yang akan menawarkan pembacaan posisi yang lebih akurat dan lebih stabil bahkan di lingkungan kota yang padat.
Seperti saudaranya, Huawei Watch 3 Pro dapat dipesan di China dengan penjualan resmi dimulai pada 11 Juni. Huawei Watch Pro dibanderol CNY 3.300 (Rp7,3 juta).
Baca juga: Huawei kenalkan OS yang dikembangkan sendiri untuk smartphone
Baca juga: Samsung duduki peringkat kedua jual perangkat "wearable" secara global
Baca juga: Leica bakal dukung kamera ponsel Xiaomi dan Honor?
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021