Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengingatkan masyarakat untuk setidaknya memahami skema perdagangan mata uang digital sebelum terjun ke pasar kripto.Dalam pasar kripto itu kalian harus punya strategi, jangan gunakan 'uang panas’
Masyarakat perlu mewaspadai jika ada aset kripto yang tiba-tiba mengalami kenaikan harga padahal saat ini kondisi pasar sedang melesu. “(Pasar kripto) Itu tidak bisa dilihat dari harga yang naik dan turun. Justru di saat pasar dalam kondisi turun dan tiba- tiba ada aset kripto yang naik sendiri itu justru mencurigakan,” kata pria yang akrab disapa Manda itu dalam webinar, Kamis.
Para pemilik aset kripto yang baru diharapkan tidak sekadar hanya melakukan investasi mengikuti tren di masyarakat tapi juga bisa memahami bahwa adanya penurunan pada sejumlah aset kripto adalah hal yang wajar.
Baca juga: Regulator AS beri sinyal risiko lebih kuat untuk mata uang kripto
Masyarakat pun harus mencoba untuk mengulik bagaimana nilai suatu aset kripto lewat kinerjanya atau belajar melihat pergerakan pasar kripto secara keseluruhan.
“Ini sebagai contoh, dalam beberapa bulan terakhir banyak muncul token (aset kripto) yang baru kan. Lalu semuanya harganya naik karena tren, nah saat ini market turun bahkan aset yang sudah lama ada saja seperti Etherium itu mengalami penurunan. Jika masih ada aset yang naik itu justru perlu diperhatikan karena mencurigakan,” kata Manda.
Selain memahami tren pasar, hal lain yang perlu diingat oleh masyarakat yang ingin terjun ke pasar kripto membeli aset adalah lebih baik menggunakan uang yang sudah dialokasikan sebelumnya untuk investasi.
Baca juga: Pakar digital beberkan cara gaet "passive income" dari aset kripto
Informasi itu disampaikan oleh Chef Arnold Poernomo yang ikut hadir dalam webinar itu dan menyampaikan pesannya sebagai salah seorang pemegang aset kripto di Indonesia.
Ia menyarankan agar masyarakat yang ingin masuk ke pasar kripto tidak menggunakan uang yang harusnya dialokasikan untuk bertahan hidup memenuhi kebutuhan sehari-hari atau bahkan uang pinjaman.
"Dalam pasar kripto itu kalian harus punya strategi, jangan gunakan 'uang panas’. Kita harus tahu batasan diri sendiri, jika mau iseng-iseng saja ya silakan, you have ready to loose it,” kata Chef Arnold.
Ia pun mengingatkan masyarakat untuk tidak mengikuti tren investasi aset kripto hanya karena FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan tren.
Baca juga: Sentimen investor terhadap aset kripto di Indonesia dinilai tinggi
Baca juga: Tokocrypto bermitra dengan ICH tingkatkan keamanan aset kripto
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021