Tentara Negara Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) membangun monumen kapal selam dengan luas area 842,5 meter di dalam Koarmada II, Surabaya untuk mengenang gugurnya 53 awak KRI Nanggala 402 di perairan utara Bali.Jadi, seperti mereka tetap beroperasi di laut tanpa batas. Dan masyarakat bisa mengetahui sejarah KRI Nanggala 402, karena di sana juga ada monumen Jalasveva Jayamahe. Sambil ke sana bisa menengok ke sini
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono melakukan peletakan batu pertama pembangunan monumen kapal selam itu pada Kamis.
Yudo mengatakan, monumen akan dibangun sama persis dengan ukuran bentuk KRI Nanggala 402, dan dalamnya akan berisi berbagai kenangan dan juga koperasi.
Lokasinya, berdekatan dengan pangkalan kapal selam, agar bisa memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat luar.
"Besarnya satu banding satu, di dalamnya berisi sejarah pembangunan dan juga (riwayat) para syuhada atau pahlawan yang gugur bersama KRI Nanggala 21 April lalu," katanya, kepada media.
Rencananya, kata dia, pembangunannya berlangsung selama tiga bulan, dan diharapkan bisa menjadi kenangan para prajurit setelah 40 tahun mengabdi.
"Sejak tahun 81 perjuangan maupun Dharma baktinya kepada negara dan bangsa akan dikenang di monumen ini," tuturnya.
Usai dibangun, monumen juga akan dibuka untuk umum, dan diharapkan bisa mengingat bahwa on eternal patrol masih ada dengan adanya monumen itu.
"Jadi, seperti mereka tetap beroperasi di laut tanpa batas. Dan masyarakat bisa mengetahui sejarah KRI Nanggala 402, karena di sana juga ada monumen Jalasveva Jayamahe. Sambil ke sana bisa menengok ke sini," tambahnya.
Masyarakat, kata dia, juga bisa tahu di dalamnya dan ringkasan sejarahnya, sehingga tidak bertanya tanya lagi KRI Nanggala karena sudah paham.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021