Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Artati Widiarti menyatakan bahwa kondisi pandemi berpeluang meningkatkan ekspor sektor perikanan, yang bisa terindikasi dari tren positif ekspor perikanan pada Januari - April 2021.Sektor kelautan dan perikanan adalah harapan menjadi pengungkit perekonomian di masa pandemi COVID-19
"Pandemi COVID-19 selain menjadi tantangan juga memberikan kita peluang mengingat kenaikan permintaan seafood di pasar global di situasi seperti ini," kata Artati Widiarti dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Apalagi, Artati mengingatkan bahwa KKP telah menargetkan peningkatan kualitas produk kelautan dan perikanan untuk menggenjot volume dan nilai ekspor di 2021.
Bahkan, lanjutnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mencanangkan kenaikan sekitar 1 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya atau total 6,05 miliar dolar pada 2021.
"Selama caturwulan pertama 2021 ekspor komoditas kelautan dan perikanan menunjukkan kinerja positif. Merujuk data BPS, dibanding tahun lalu, peningkatan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan mencapai 4,15 persen selama Januari-April 2021. Total nilai ekspor selama caturwulan I tahun ini sebesar 1,75 miliar dolar," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.
Ia juga mengemukakan bahwa kinerja positif tersebut turut pula berdampak pada neraca perdagangan sektor kelautan dan perikanan. Artati menyebut surplus neraca perdagangan kali ini mencapai 1,59 miliar dolar atau naik 3,26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pada April 2021, ujar dia, nilai ekspor produk kelautan dan perikanan menyentuh angka 488,61 juta dolar atau lebih tinggi 11,6 persen dibanding April 2020. "Sektor kelautan dan perikanan adalah harapan menjadi pengungkit perekonomian di masa pandemi COVID-19," ujar Artati.
Artati menegaskan peningkatan nilai ekspor dan surplus neraca perdagangan sektor kelautan dan perikanan ini menjadi momentum untuk pencapaian target ekspor produk kelautan dan perikanan tahun 2021 sebesar 6,05 miliar dolar.
Amerika Serikat (AS) menjadi negara tujuan utama ekspor produk kelautan dan perikanan dari Indonesia, yang disusul berturut-turut dengan Republik Rakyat China dan Jepang.
Dari sisi komoditas, udang masih menjadi primadona ekspor hasil perikanan disusul tuna–cakalang–tongkol (TCT), cumi–sotong–gurita (CSG), rajungan–kepiting dan rumput laut.
KKP terus-menerus mengingatkan pelaku usaha agar dapat meningkatkan mutu produk ekspor sektor kelautan dan perikanan mereka agar tidak menghadapi penolakan produk perikanan Indonesia di pasar global.
"Jaminan mutu ini penting sebagai upaya meningkatkan kepercayaan pasar dunia terhadap produk perikanan Indonesia," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja.
Ia mengingatkan Indonesia termasuk dalam jajaran negara pengekspor produk perikanan terbesar di dunia, dengan total ekspor produk perikanan tahun 2020 mencapai 5,2 miliar dolar AS, di mana 4,84 miliar dolar di antaranya berasal dari ikan konsumsi.
Berdasarkan data tahun 2020, sebanyak 2.191 unit pengolahan ikan (UPI) juga telah menembus ekspor ke 157 negara mitra dengan komoditas ekspor utamanya meliputi udang, tuna-cakalang-tongkol, cumi, kepiting-rajungan, rumput laut, dan ikan layur.
"Namun demikian, di balik tingginya data ekspor tersebut, pelaku eksportir produk perikanan Indonesia kerap kali menerima penolakan produk karena tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan negara tujuan ekspor. Menurut data US Food and Drug Administration (FDA) per Desember 2020, pada tahun 2020 terdapat 97 kasus penolakan ekspor perikanan dari Indonesia," katanya.
Baca juga: KKP genjot produktivitas budidaya untuk lesatkan ekspor perikanan
Baca juga: Dirjen KKP: Ikan kerapu dari Natuna idola ekspor saat pandemi
Baca juga: KKP ingatkan eksportir tingkatkan mutu produk perikanan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021