• Beranda
  • Berita
  • Gili Matra dan Gili Balu jadi pusat rehabilitasi terumbu karang

Gili Matra dan Gili Balu jadi pusat rehabilitasi terumbu karang

5 Juni 2021 14:16 WIB
Gili Matra dan Gili Balu jadi pusat rehabilitasi terumbu karang
Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas, Sri Yanti dalam kegiatan program Coral Reef Rehabilitation Management Program - Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) atau program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di kawasan wisata Gili Matra dan Gili Balu, Nusa Tenggara Barat (NTB). (ANTARA/Diskominfotik NTB).

Fokusnya dalam hal manajemen pengelolaan konservasi

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Climate Change Trust Fund (ICCTF) akan melaksanakan Coral Reef Rehabilitation Management Program - Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) atau program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di kawasan wisata Gili Matra dan Gili Balu, Nusa Tenggara Barat.

"NTB termasuk KKP Lesser Sunda. Pilot projectnya ada di Nusa Penida, Bali dan Gili Matra (Trawangan, Air, Meno) dan Gili Balu di NTB," kata Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas, Sri Yanti dalam keterangan tertulis di terima wartawan di Mataram, Sabtu.

Sebagai daerah segitiga Amazon of The Sea, manajemen pengelolaan kawasan konservasi perairan (KKP) di NTB terutama pelestarian terumbu karang membutuhkan peningkatan efektifitas pengelolaan.

Coral Reef Rehabilitation Management Program Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) atau program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang fokus pada manajemen pengelolaan.

Sri Yanti mengakui telah banyak program serupa dari berbagai pihak untuk dukungan konservasi. Dukungan COREMAP-CTI tersebut diperoleh melalui dana hibah dari Asian Development Bank untuk Gili Matra sebesar 1,282 juta dollar dan Gili Balu sebesar 985.352 dollar sampai Desember 2022.

Baca juga: Pakar: Mahasiswa bisa jadi contoh dalam pelestarian terumbu karang

Baca juga: Pemda diminta serius tangani konservasi laut


"Fokusnya dalam hal manajemen pengelolaan konservasi," ucap Yanti.

Project ini sendiri telah dimulai pada 4 Maret 2020 dan akan berakhir pada 31 Desember 2022. Targetnya untuk mencapai 80 persen kategori biru di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, dan mencapai 100 persen kategori hijau di Taman Pulau Kecil (TPK) di NTB.

"Salah satu manajemen pengelolaan itu adalah dengan mencari strategi efektif agar keberlanjutannya terus dilakukan usai berakhirnya project ini," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Utama Kementerian PPN/Bappenas, Hirmawan Hariyoga Djojokusumo mengatakan, upaya ini untuk menghasilkan kebijakan yang lebih komprehensif dalam pengelolaan konservasi yang melibatkan masyarakat, pemerintah daerah dan pusat untuk ditiru dan dilakukan di daerah lain.

Pelaksanaan COREMAP-CTI dengan dana hibah Asian Development Bank ini merupakan bentuk pilot project, di mana Gili Matra dan Gili Balu, NTB menjadi lokasi pilot project. Tak hanya itu Nusa Penida, Bali juga menjadi area pilot project pelestarian terumbu karang ini. Yang pada akhirnya, pilot project dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat diadopsi oleh berbagai pihak terkait.

Hal lain adalah upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 juga memerlukan strategi yang baik. Diistilahkan kementerian, dalam upaya pelestarian dan konservasi, economic trade off karena laut sebagai sumber penghasilan, maka pengawasan untuk kejahatan lingkungan dan substitusi mata pencaharian penting dilakukan.

Baca juga: Tim gabungan DKP gelar pemantauan kesehatan terumbu karang SAP Alor

Baca juga: KKP ambil langkah hukum perusak terumbu karang

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021