Prajurit Korps Marinir TNI AL memperkenalkan budaya tradisional Banyuwangi kepada Marinir Amerika Serikat yang dikemas dalam kegiatan Culture Day di Osing Deles, Omah Majapahit, Banyuwangi, Jawa Timur. Minggu.Keramahan masyarakat Banyuwangi bertutur kata dan makanan bercita rasa tinggi membuat sangat terkesan, dan suatu saat akan datang lagi sebagai turis
Culture Day tersebut merupakan rangkaian kegiatan latihan bersama (Latma) antara prajurit Batalyon Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL bersama dengan United States Marines Corps (USMC) Reconnaissance Unit dengan sandi Reconex 21-II, yang akan berlangsung hingga 17 Juni 2021.
Staf Ahli (Sahli) E Bidang Kerjasama Militer (Kersamil) Korps Marinir Kolonel Marinir Didiet Hendra Wijaya dalam siran pers Dispen Kormar mengemukakan
seluruh rangkaian kegiatan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mengukur suhu tubuh peserta, menggunakan masker dan pelindung wajah bagi seluruh pengisi acara.
Kegiatan diawali dengan penyambutan personel di pintu gerbang dengan ditandai pemberian buket bunga selamat datang dari para penari kepada perwira Marinir kedua negara, yakni Komandan Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir Letkol Mar Supriyono dan Captain Nicholas Paparella dari Marinir AS.
Selanjutnya seluruh hadirin disuguhi penampilan tari Gandrung Banyuwangi yang dibawakan oleh para penari asuhan budayawan dan sejarawan setempat Sambiono. Selain penampilan tari khas Banyuwangi, Marinir kedua negara juga disuguhi makanan tradisional khas Banyuwangi, seperti cumi hitam, pepes teri, kijing, sate, pecel, kopi tubruk dan lainnya.
Acara tersebut terselenggara bekerja sama dengan Sidkenu Aries Martanto, pemilik Omah Majapahit Taste of Javanese Culture.
Dalam kesempatan tersebut, Kolonel Marinir Didiet Hendra Wijaya menyampaikan apresiasi atas kedatangan prajurit Marinir Indonesia dan Amerika di Osing Deles Omah Majapahit.
Menurutnya kegiatan ini penting, karena di samping mempelajari taktik tempur, prajurit Marinir Amerika perlu juga mengetahui budaya asli Indonesia, khususnya budaya Osing Banyuwangi. Hal ini akan melengkapi wawasan mereka dari citarasa makanan yang dihidangkan sampai dengan budaya tari tradisional yang ditampilkan.
"Kesemuanya bermuara pada semboyan masyarakat Indonesia, yaitu dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," katanya.
Sementara itu, Captain Nicholas Paparella mengatakan sangat senang diperkenalkan dengan budaya Indonesia. Ini merupakan kali pertama pasukannya mendapat kesempatan menikmati suguhan makanan serta tari tradisional khas daerah tempatnya berlatih, yang belum pernah didapatkan dari negara-negara lain selain di Indonesia.
Keramahan masyarakat Banyuwangi dalam bertutur kata dan makanan yang bercita rasa tinggi membuat dia dan satuannya sangat terkesan. Harapannya suatu saat nanti dia dapat kembali lagi ke Banyuwangi sebagai turis untuk berlibur.
Pewarta: Masuki M. Astro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021