"Kita dorong BLK Komunitas untuk bergandengan tangan dengan dunia usaha, dunia industri, untuk mempercepat pengurangan angka pengangguran dan memperluas kesempatan kerja bagi para lulusannya," katanya sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian yang diterima di Jakarta, Senin.
BLK komunitas butuh bersinergi dengan industri untuk menyiapkan tenaga kerja dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan sektor usaha dan industri.
Ida mengatakan, BLK bisa menyiapkan tenaga kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan industri melalui program pelatihannya dan industri bisa mendapatkan tenaga yang lebih siap bekerja dengan menyerap lulusan BLK.
Kementerian Ketenagakerjaan berupaya memperkuat pelatihan vokasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara lain dengan melakukan transformasi BLK.
Sebagai balai pelatihan vokasi, BLK diarahkan menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.
Sebagai contoh, Kementerian Ketenagakerjaan telah membangun BLK komunitas di sekitar tujuan wisata unggulan seperti Danau Toba untuk mendukung penyediaan tenaga kerja pariwisata di daerah tersebut.
Ida mengatakan, BLK komunitas bidang pariwisata bisa bersinergi dengan organisasi seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan asosiasi pemandu wisata dalam mengembangkan program pendidikan dan pelatihan yang berkenaan dengan pelayanan terhadap konsumen dan turis.
"Jadi kita berharap banyak dari Danau Toba ini, sangat berharap BLK komunitas dapat berperan secara maksimal dalam menciptakan SDM yang berkompeten," katanya.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, sejak tahun 2017 sampai sekarang sebanyak 2.127 BLK komunitas telah terbentuk di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga:
Borobudur bakal jadi percontohan BLK komunitas sektor pariwisata
Wapres minta Kemenaker perbanyak BLK komunitas
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021