• Beranda
  • Berita
  • Wapres minta "civitas akademika" UNJ dalami ideologi Pancasila

Wapres minta "civitas akademika" UNJ dalami ideologi Pancasila

7 Juni 2021 15:48 WIB
Wapres minta "civitas akademika" UNJ dalami ideologi Pancasila
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan pada acara Bedah Buku “Darul Misaq: Indonesia Negara Kesepakatan”  dalam rangka Dies Natalis ke-57 UNJ, secara daring dari Jakarta, Senin (7/6/2021). ANTARA/HO-Asdep KIP Setwapres

Dalam konteks pendidikan dan pengajaran di UNJ, legitimasi keagamaan terhadap negara dan ideologi Pancasila perlu didalami oleh staf pengajar dan mahasiswa, terutama calon-calon guru yang akan mengajar bidang PPKN

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta masyarakat akademik di seluruh perguruan tinggi Indonesia, khususnya Universitas Negeri Jakarta (UNJ), untuk mendalami ideologi Pancasila dan legitimasi keagamaan terhadap negara Indonesia.

Hal itu disampaikan Wapres Ma’ruf saat menyampaikan sambutannya pada acara Bedah Buku Bedah Buku "Darul Misaq: Indonesia Negara Kesepakatan" dalam rangka Dies Natalis Ke-57 UNJ, secara daring dari Jakarta, Senin.

"Dalam konteks pendidikan dan pengajaran di UNJ, legitimasi keagamaan terhadap negara dan ideologi Pancasila perlu didalami oleh staf pengajar dan mahasiswa, terutama calon-calon guru yang akan mengajar bidang PPKN," kata Wapres Ma’ruf Amin.

Sebagai perguruan tinggi negeri yang mencetak calon guru profesional, UNJ harus dapat memastikan seluruh civitas akademika di lingkungannya memahami bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak bertentangan dengan agama Islam.

"Kelima sila dalam Pancasila itu sesuai dengan ajaran agama Islam. Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, bahkan secara eksplisit menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara yang beragama dan menghormati keberadaan agama," tutur-nya.

Baca juga: Wapres tekankan pendekatan "wasathiyah" penting dalam pemahaman Islam

Baca juga: Wapres sebut ceramah keagamaan masih singgung khilafah


Wapres juga meminta konsep wasathiyah al-Islam juga menjadi pemahaman dalam melakukan langkah kontra-radikalisme, khususnya oleh para da’i, tokoh agama dan organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan.

"Dengan demikian, kehidupan masyarakat dan bangsa di negara ini bisa tetap rukun dan damai dalam kebhinnekaan, saling menghormati dan saling bekerja sama dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang maju dan merata baik materiil maupun spiritual," papar-nya.

Pendekatan wasathiyah atau Islam moderat merupakan konsep paling penting untuk diterapkan oleh semua umat muslim dalam memahami Islam.

Wapres mengatakan pemahaman wasathiyah memiliki aliran yang beragam antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Namun, Islam wasathiyah menunjukkan tekad kuat untuk memahami Islam jauh dari kesan radikal dan ekstrim.

"Konsep ini sekarang semakin banyak didiskusikan, sehingga pemahaman tentang konsep ini akan semakin kokoh dan menjadi acuan dalam dakwah dan kajian Islam," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021