Pemerintah Kota Yogyakarta optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi di kota tersebut mulai berangsur menunjukkan tren ke arah positif dan berjalan beriringan dengan upaya penanganan COVID-19 sehingga kasus tidak justru semakin meningkat.Jika penanganan kasus COVID-19 tidak dilakukan dengan baik dan disiplin, potensi meningkatnya kasus seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dimungkinkan kembali berulang. Jika kondisi itu kembali terjadi, ekonomi akan kembali turun.
“Jika penanganan kasus COVID-19 tidak dilakukan dengan baik dan disiplin, potensi meningkatnya kasus seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dimungkinkan kembali berulang. Jika kondisi itu kembali terjadi, ekonomi akan kembali turun,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi seusai libur panjang pada Agustus hingga Desember 2020 menjadi pembelajaran berharga bagi pemerintah daerah dan juga masyarakat agar perekonomian di Yogyakarta yang sudah mulai bergeliat tidak kembali turun.
Baca juga: Menko Airlangga yakin ekonomi tumbuh 7-8 persen pada kuartal II
Pada kondisi saat ini, Heroe mengatakan, mobilitas masyarakat di Kota Yogyakarta menunjukkan gejala meningkat yang diiringi dengan peningkatan perekonomian.
Kunjungan wisatawan selama sepekan terakhir sejak libur panjang pada awal Juni cukup banyak yang bisa dilihat dari keramaian di kawasan utama wisata di Yogyakarta, Malioboro.
“Saat libur panjang dan akhir pekan, Malioboro selalu dipenuhi wisatawan. Begitu pula dengan tempat wisata lain seperti Taman Sari pun mulai ramai dengan wisatawan,” katanya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, menjadi salah satu indikator bahwa pariwisata yang menjadi lokomotif perekonomian di Yogyakarta sudah kembali bergerak.
“Selama satu tahun terakhir atau selama pandemi, masyarakat di Kota Yogyakarta pun bisa menghidupkan Jogja untuk Jogja yaitu kebersamaan warga untuk saling membantu menggerakkan perekonomian meski pariwisata dan pendidikan praktis berkurang signifikan,” katanya.
Baca juga: OJK dorong pertumbuhan ekonomi di daerah
Saat pariwisata dan pendidikan kembali dibuka, Heroe berharap masyarakat di Kota Yogyakarta benar-benar siap menghadapinya termasuk menerapkan protokol kesehatan dengan lebih disiplin.
Penerapan protokol kesehatan tersebut, lanjut dia, tidak hanya dilakukan oleh masyarakat di Kota Yogyakarta saja tetapi juga oleh wisatawan maupun mahasiswa dan pelajar yang akan kembali menjalani pendidikannya di Kota Yogyakarta.
“Kuncinya adalah pada protokol kesehatan yang disiplin dilakukan oleh siapapun saat ada di Yogyakarta,” katanya.
Ia menyebut penerapan protokol kesehatan di Yogyakarta semakin berkembang dari semula hanya 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), menjadi 5M dengan tambahan menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas yang tidak perlu.
Heroe yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengatakan tantangan pembangunan terbesar di masa pandemi adalah mampu membawa masyarakat melewati masa pandemi.
“Masyarakat tetap sehat, kasus terkendali, namun pertumbuhan ekonomi bisa kembali pulih. Kembali ke kondisi normal yang baru,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan upaya penanganan COVID-19 juga dilakukan dengan percepatan vaksinasi di masyarakat.
“Lurah dan camat harus bisa aktif menanyakan apakah ada warga terutama lansia dan pralansia yang belum mendapat vaksin. Jangan hanya pasif menunggu data saja,” katanya.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota Yogyakarta sudah melakukan 13 kali perpanjangan status tanggap darurat bencana COVID-19.
“Yogyakarta memiliki berbagai inovasi untuk gerakan sosial penanganan COVID-19. Salah satunya masuk top 21 inovasi pelayanan publik yaitu Gogrok COVID-19. Harapannya, tidak hanya di Kelurahan Purbayan saja tetapi berkembang di kelurahan lain,” katanya.
Pada Senin (7/6), di Kota Yogyakarta tercatat tambahan 19 kasus baru COVID-19, dengan 27 pasien sembuh atau selesai isolasi, satu pasien meninggal dunia. Dengan demikian, saat ini tercatat 316 kasus aktif, sebanyak 307 pasien isolasi mandiri dan sembilan dirawat di rumah sakit.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021