Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menginginkan Kabupaten Lembata menampilkan potensi wisata tematik yang kuat untuk menarik minat wisatawan di tengah pandemi COVID-19 ini.BPOLBF ingin pariwisata Lembata tampil dengan wisata tematik yang sangat kuat. Hal ini penting untuk saling koordinasi baik hulu maupun hilir. Untuk mencapai itu perlu ada sinergi bersama
"BPOLBF ingin pariwisata Lembata tampil dengan wisata tematik yang sangat kuat. Hal ini penting untuk saling koordinasi baik hulu maupun hilir. Untuk mencapai itu perlu ada sinergi bersama," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina saat dihubungi dari Kupang, Rabu.
Shana bersama tim dari BPOLBF sendiri saat ini tengah berada di Lembata untuk membantu merumusukan visi-misi pariwissata dan pengembangan terpadu di Kabupaten itu, dalam kegiatan Forum Flores, Alor, Lembata, Bima (Floratama) disertai dengan penandatangan MoU.
Shana menilai bahwa untuk memperkenalkan potensi wisata di Labuan Bajo, semua pihak wajib bergandeng tangan secara bersama-sama untuk mencapai impian bersama.
Menurut dia wisata desa yang ada di lembata akan menjadi fokus utama juga dengan prioritas utamanya Wisata Lamalera. Namun sebelum menuju Lamalera, destinasi lingkar, Mingar, Lolong dan Tawe untung (MLT) mesti dibenahi untuk menyokong progres utama.
Selain itu, produk ekraf Lembata juga harus terus digerakkan. Karena dalam waktu dekat tanggal 18 Juni akan ada event Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang diselenggarakan di Labuan Bajo.
"Saya berharap produk ekraf dari kabupaten Lembata bisa mengikuti event ini. Kami BPOPLBF akan membangun platform, agar terus membantu menginkubasi produk-produk yang ada dari segi peningkatan kualitasnya, packaging hingga pemasarannya. Agar wisatawan yang datang ke Labuan Bajo bisa mengenal Lembata melalui produk-produk ekraf nya," harap Shana.
Iapun yakin bahwa kolaborasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Lembata diharapkan mampu membangun kemandirian bagi masyarakat yang terintegrasi dan bermanfaat.
"Kita sama-sama merumuskan visi-misi pariwisata dan pengembangan terpadu di Kabupaten Lembata yang merupakan satu di antara sebelas kabupaten yang menjadi wilayah koordinatif kami. Kiranya bisa semakin solid, berintegrasi, dan bisa bermanfaat", terang Shana.
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur secara terpisah sangat berharap agar kehadiran BPOLBF bisa menjadi pendorong untuk percepatan pembangunan pariwisata Kabupaten Lembata secara berkelanjutan.
"Ini merupakan momen yang sangat luar biasa. Meskipun jarak kota Lembata yang cukup jauh dari Labuan Bajo tetapi pihak BPOLBF begitu perhatian untuk pengembangan kota ini," ungkap Eliaser.
Menurut dia, Kabupaten Lembata memiliki tantangan soal akses transportasi bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Lembata terutama bagi wisatawan yang datang dari Labuan Bajo. Itu akan memakan waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu, hadirnya pihak BPOLBF diharapkan bisa berkolaborasi bersama dalam upaya mencari alternatif pariwisata yang dapat disesuaikan seperti daya tarik atau hal-hal unik yang ada di Lembata menjadi pilihan yang bisa ditawaran ke pihak wisatawan. Karena itu sektor-sektor lain yang menjadi daya dukung harus di eksplor lebih luas lagi.
"Produk-produk ekraf yang dihasilkan oleh masyarakat Lembata harus bisa dikolaborasikan dengan pariwisata di Labuan Bajo yang merupakan pintu gerbangnya. Karena bicara pariwisata merupakan cara perjalanan orang dan bagaimana uang berputar disitu", katanya.
Baca juga: Lembata mempromosikan tiga gunung untuk wisata dunia
Baca juga: Lima tempat liburan akhir tahun anti-mainstream
Baca juga: Infrastruktur destinasi wisata utama NTT dibenahi
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021