"Kantor-kantor yang di setda ditutup karena kejadiannya meningkat tajam," kata dia usai meninjau kondisi pasien positif COVID-19 gejala berat di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat di Garut, Rabu.
Ia menuturkan penutupan kantor pemerintahan itu untuk memutus rantai penularan COVID-19 di lingkungan perkantoran dan pelayanan publik.
Tim Satgas COVID-19 Garut melakukan sterilisasi kantor setda setempat dengan menyemprotkan disinfektan dan memeriksa sejumlah ASN yang diketahui kontak fisik dengan ASN lainnya yang positif COVID-19.
Baca juga: Kantor LPSK tutup sementara akibat pegawai positif COVID-19
Selama ditutup itu, lanjut dia, para ASN bekerja dari rumah masing-masing, sedangkan ASN yang positif menjalani isolasi untuk mendapatkan penanganan medis.
"Untuk pekerjaan-pekerjaan kantor tetap memantau dari rumah, mudah-mudahan penutupan sampai Jumat, tapi kita lihat perkembangannya," katanya.
Ia mengungkapkan kasus positif COVID-19 di Garut terus terjadi peningkatan, di rumah sakit juga banyak pasien COVID-19 gejala berat menjalani perawatan medis.
Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tidak berkerumun dan selalu memakai masker saat melakukan berbagai aktivitas.
"Saya mewanti-wanti ke seluruh masyarakat untuk jaga kesehatan jangan sampai terkena COVID-19," katanya.
Tercatat secara akumulasi kasus terkonfirmasi COVID-19 sejak munculnya pandemi setahun lalu hingga saat ini di daerah setempat 11.248 kasus, yang saat ini masih menjalani isolasi mandiri 1.314 orang, isolasi di rumah sakit 409 orang, dinyatakan sembuh 9.032 orang, dan meninggal dunia 493 orang.
Baca juga: Cegah COVID-19, objek wisata religi dan alam di Pati-Jateng ditutup
Baca juga: Penutupan Istana Siak kembali diperpanjang hingga waktu tak ditentukan
Pewarta: Feri Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021