Permintaan penjernih udara (air purifier) di Indonesia diperkirakan masih tinggi tahun ini, dengan pertumbuhan 2-3 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.Memang masyarakat sudah banyak yang divaksinasi sejak awal 2021, namun permintaan penjernih udara masih akan tumbuh dua sampai tiga kali lipat tahun ini
"Memang masyarakat sudah banyak yang divaksinasi sejak awal 2021, namun permintaan penjernih udara masih akan tumbuh dua sampai tiga kali lipat tahun ini," kata Presiden Direktur PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Shinji Teraoka, di Jakarta, Kamis.
Diakuinya, pertumbuhan permintaan penjernih udara Sharp tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang tumbuh hingga 3-4 kali lipat ketika pandemi COVID-19 baru menyebar di Indonesia.
Produk penjernih udara Sharp dengan teknologi Plasmacluster yang dikembangkan selama 20 tahun - terbukti melalui uji klinis di 12 negara - telah mampu melemahkan dan melumpuhkan berbagai jenis bakteri, jamur, dan virus, sehingga udara di dalam ruang lebih bersih dan segar.
"Hal itu memberikan perlindungan kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh," katanya.
GM Penjualan Domestik SEID Andry Adi Utomo menambahkan pada tahun lalu, terutama awal pandemi COVID-19, permintaan penjernih udara Sharp melonjak dari 5.000 menjadi 15.000 sampai 20.000 unit per bulan.
Akibatnya, kata dia, produk penjernih udara berteknologi Plasmacluster sempat mengalami kelangkaan di pasar Indonesia, mengingat SEID masih mengimpor dari China dan Thailand.
"Kalau tidak shortage, penjualan air purifier Sharp bisa menembus 20.000 sampai 25.000 unit per bulan," kata Andry.
Hal itu, kata dia, terkait kuota Sharp Electronics Corp, terhadap setiap negara, mengingat permintaan negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang, juga tinggi.
Beruntung, kata dia, sebelum pandemi permintaan penjernih udara SEID sudah tinggi di kisaran 5.000 unit per bulan sehingga SEID mendapat jatah kuota cukup besar hingga rata-rata 10.000 unit per bulan.
"Memang banyak produk penjernih udara dari melek lain, namun banyak konsumen tahunya air purifier itu adalah Plasmacluster, dan Plasmacluster adalah teknologi yang dikembangkan Sharp," ujarnya.
Untuk memperkuat produk penjernih udara itu, SEID menambah lini produk dengan fitur baru dengan teknologi AIOT (Artificial Intelligence of Things).
Tiga penjernih udara terbaru Sharp tersebut dapat dikendalikan dari jarak jauh melalu aplikasi Sharp Air di PlayStore dan AppStore. Dengan aplikasi itu konsumen dapat memonitor keadaan kualitas udara di sekitar ruangan meski terpaut jarak jauh. Sharp juga menyematkan teknologi itu pada pendingin dalam ruang (AC) terbarunya.
Keberhasilan teknologi Plasmacluster, kata Andry, telah melatarbelakangi dibenamkannya teknologi tersebut ke beberapa produk Sharp seperti lemari es, vacuum cleaner, hair dryer dan AC yang hingga saat ini telah terjual sebanyak 90 juta unit di seluruh dunia.
Baca juga: Siapkan kulkas di ruang publik, Sharp ajak sedekah makanan di Ramadhan
Baca juga: Sharp Indonesia targetkan kuasai pasar TV LED hingga 25 persen
Baca juga: Sharp Indonesia optimis pasar elektronik "rebound" tahun ini
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021