"Kalau di triwulan I masih terkontraksi 0,74 persen, namun jika melihat kondisi saat ini trennya ke arah positif," kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Kamis.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan awal pandemi, pertumbuhan ekonomi di Solo masih terkontraksi minus 5 persen, kemudian bertahap membaik di angka minus3 persen, dan berlanjut ke angka minus 2 persen. Selanjutnya, saat ini di angka minus 0,74 persen.
"Secara normal itu memasuki zona positif karena aktivitas ekonomi juga sudah mulai menggeliat," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut terlihat dari meningkatnya permintaan uang kartal pada periode Ramadhan tahun ini jika dibandingkan tahun lalu meskipun pemerintah masih memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat termasuk peniadaan mudik Lebaran.
Pihaknya mencatat, pada tahun lalu kebutuhan kartal pada periode Ramadhan dan Lebaran di Soloraya mencapai Rp3 triliun. Ia mengatakan angka ini meningkat pada periode Ramadhan dan Lebaran tahun lalu, bahkan realisasi tahun ini melebihi target awal.
"Awalnya kami perkirakan Rp3,7 triliun dan ternyata realisasinya sebesar Rp4,52 triliun. Ini menandakan ekonominya sudah menggeliat," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, sektor kesehatan tidak boleh dikesampingkan. Ia mengatakan jika ada lonjakan kasus positif COVID-19 maka akan dilakukan pembatasan kembali oleh pemerintah setempat dan akhirnya akan berpengaruh pada perekonomian.
"Dengan demikian harapannya ada peningkatan disiplin dan jumlah vaksinasi mencukupi sehingga tingkat positif terjaga rendah bahkan menurun," katanya.
Baca juga: BI prediksikan Solo masih deflasi pada Juni
Baca juga: Gibran pioritaskan percepatan pemulihan ekonomi di Surakarta
Baca juga: Gibran sebut ekonomi Solo siap bangkit tahun depan
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021