• Beranda
  • Berita
  • KKP tangani lahan kritis pesisir Kalsel dengan tanam mangrove

KKP tangani lahan kritis pesisir Kalsel dengan tanam mangrove

12 Juni 2021 19:55 WIB
KKP tangani lahan kritis pesisir Kalsel dengan tanam mangrove
Ilustrasi - Mangrove atau hutan bakau. ANTARA/Ahmadi
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangani lahan kritis di wilayah pesisir Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dengan menanam sebanyak 100.000 batang Mangrove jenis Avicennia alba pada lahan seluas 20 hektare di daerah tersebut.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Tb. Haeru Rahayu dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, menyampaikan bahwa sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, salah satu upaya rehabilitasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang dapat dilakukan KKP adalah dengan kegiatan penanaman mangrove.

“Kegiatan pemulihan ekosistem pada wilayah pesisir dimulai dengan kegiatan penyadartahuan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melindungi kawasan pesisir. Masyarakat pesisir juga diberikan edukasi cara penanaman mangrove serta manfaatnya. Jadi apabila ini dikelola dengan baik, nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya.

TB Haeru, yang akrab disapa Tebe, memaparkan, penanaman kali ini dilaksanakan di wilayah Desa Sungai Bakau. Sesuai data satu peta (one map) mangrove, wilayah ini termasuk wilayah lahan kritis.

Secara umum, ekosistem mangrove di Kalsel menyebar secara luas di sebanyak lima kabupaten yaitu Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Lebih lanjut, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Muhammad Yusuf menerangkan habitat mangrove yang mendominasi di wilayah tersebut adalah Avicennia alba. Selain itu ditemukan pula spesies Rhizophora apiculata, Excoecaria agallocha, Nypa fruticans, Hibiscus tiliaceus dan lainnya.

Jenis mangrove yang disarankan untuk ditanam di lokasi ini, ujar Muhammad Yusuf, adalah Avicennia alba atau Sonneratia alba atau dapat dikombinasikan dengan Rhizophora mucronata dengan ketinggian kurang lebih 2-3 meter.

“Pelaksanaan penanaman mangrove disesuaikan dengan data pasang surut air laut yang diambil dari titik Sungai Barito,” terang Yusuf.

Yusuf juga menyampaikan kegiatan penanaman akan dilakukan oleh Kelompok Citra Lestari yang telah dibimbing oleh pendamping dengan penyerapan tenaga kerja 75 orang selama 14 hari dan 927 Hari Orang Kerja.

Rehabilitasi kawasan mangrove di Desa Sungai Bakau dengan kegiatan penanaman mangrove diharapkan dapat meningkatkan ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan.

Sebelumnya, KKP melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020 berhasil merestorasi sekitar 74,3 hektare atau setara 93.685 berbagai jenis struktur terumbu karang yang ditempatkan di beberapa kawasan pesisir Pulau Dewata (Nusa Dua, Pandawa, Sanur, Serangan dan Buleleng).

Sedangkan untuk mangrove, KKP melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sepanjang tahun lalu saja telah melakukan penanaman 2.975.129 batang mangrove dengan luas area mencapai 448,18 hektare. Luasan ini melampaui target yang ditetapkan sebesar 200 hektare.

"Kami memiliki komitmen juga terhadap kesehatan laut, untuk melakukan restorasi terhadap wilayah pesisir yang kritis terhadap kerusakan tanaman mangrove. Dan ini sudah kami lakukan, total mangrove di Indonesia luasnya 3,3 juta hektare yang kritis 647 ribu hektare. Kami sudah melakukan restorasi kurang lebih sekitar 3.000 hektare," tegasnya.

Sementara di tingkat internasional, Pemerintah Indonesia aktif mengikuti forum maupun dialog yang berkaitan dengan kesehatan laut. Misalnya pada 2009 lalu, Indonesia menginisiasi untuk menjaga dan memanfaatkan wilayah laut serta terumbu karang di daerah segitiga terumbu karang secara berkelanjutan.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021